Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iran Ambil Langkah Lebih Lanjut Percepat Program Nuklirnya

Iran dikabarkan telah mengambil langkah lebih lanjut untuk mengurangi komitmennya pada perjanjian nuklir 2015, seperti dilaporkan oleh kantor berita semi-resmi Iran, ISNA
Petugas keamanan berdiri di depan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bushehr, sekitar 1.200 kilometer (km) selatan Teheran, Iran, Sabtu (21/8/2010)./Reuters-Raheb Homavandi
Petugas keamanan berdiri di depan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bushehr, sekitar 1.200 kilometer (km) selatan Teheran, Iran, Sabtu (21/8/2010)./Reuters-Raheb Homavandi

Bisnis.com, JAKARTA--Iran dikabarkan telah mengambil langkah lebih lanjut untuk mengurangi komitmennya pada perjanjian nuklir 2015, seperti dilaporkan oleh kantor berita semi-resmi Iran, ISNA.

"Menteri Luar Negeri (Mohammad Javad) Zarif, dalam sepucuk surat kepada kepala kebijakan Uni Eropa (Federica Mogherini) mengumumkan bahwa Iran telah mengangkat semua pembatasan pada kegiatan Penelitian dan Pengembangan (R&D)," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Abbas Mousavi, dikutip dari Reuters, Jumat (6/9/2019).

Menanggapi hal ini, Inggris menyatakan pihaknya prihatin dan kecewa dengan rencana Iran untuk mengambil langkah lain untuk mundur dari kesepakatan nuklir 2015.

"Rencana Iran untuk menunda pembatasan penelitian dan pengembangan nuklir sangat memprihatinkan," demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Inggris.

"Langkah ketiga ini dari komitmennya di bawah perjanjian nuklir sangat mengecewakan, pada saat kami dan mitra Eropa serta mitra internasional bekerja keras untuk mengurangi ketegangan dengan Iran."

Di bawah kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara besar, Teheran dapat terus melakukan penelitian dan pengembangan pengayaan terbatas tanpa meningkatkan pengayaan uraniumnya.

Kesepakatan antara Iran dan enam negara lain tersebut, dicapai di bawah pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada 2015. Kesepakatan tersebut mengekang program nuklir Iran dan sebagai imbalannya AS mencabut sebagian besar sanksi Iran pada 2016.

Namun tahun lalu, AS memutuskan keluar dari kesepakatan tersebut dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper