Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembelian Emas Bank Sentral Masih Akan Bertambah

Menurut Australia & New Zealand Banking Group Ltd. (ANZ), kegiatan pembelian emas oleh bank sentral akan terus berlanjut hingga beberapa tahun ke depan, di mana potensi pembelian akan dilakukan oleh sejumlah negara termasuk China.
Emas batangan./REUTERS/Michael Buholzer/
Emas batangan./REUTERS/Michael Buholzer/

Bisnis.com, JAKARTA -- Menurut Australia & New Zealand Banking Group Ltd. (ANZ), kegiatan pembelian emas oleh bank sentral akan terus berlanjut hingga beberapa tahun ke depan, di mana potensi pembelian akan dilakukan oleh sejumlah negara termasuk China.

Dalam laporannya, ANZ menuliskan bahwa dengan kondisi saat ini, di mana ketidakpastian dalam mata uang emerging-market tinggi, mereka melihat ada alasan bagus bagi negara-negara seperti Rusia, Turki, Kazakhstan, dan China untuk terus mendiversifikasi portofolio kekayaan.

"Pembelian bersih oleh sektor ini kemungkinan akan tetap di atas 650 ton," tulis laporan tersebut seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (27/8/2019).

Akumulasi bullion bank sentral muncul sebagai tren yang semakin penting di pasar global, memberikan dukungan tambahan untuk harga jual emas yang telah naik ke level tertinggi sejak 2013 karena meningkatnya permintaan.

Pihak berwenang telah menambah cadangan ketika pertumbuhan melambat, perdagangan dan ketegangan geopolitik meningkat, dan beberapa negara berusaha untuk melakukan diversifikasi menjauh dari dolar AS.

"Pembelian oleh bank sentral sekarang mencakup sekitar 10% dari konsumsi dunia," menurut ANZ.

Data dari laporan tersebut menunjukkan Bank Sentral China (PBOC) memiliki hampir 1.936 ton emas, yang setara dengan 3% dari total kepemilikan cadangan devisa, sehingga memberikan negara banyak ruang untuk meningkatkan alokasi pembelian tambahan.

Pada Juli, PBOC menambah cadangan emas batangan untuk kesekian kalinya sejak pembelian dilakukan pada Desember tahun lalu.

Menurut Dewan Emas Dunia, bank-bank sentral menambah 374,1 ton kepemilikan emas dalam 6 bulan pertama, membantu mendorong total permintaan emas ke level tertinggi dalam 3 tahun terakhir.

Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut, dengan survei terbaru terhadap bank sentral menunjukkan 54% responden memperkirakan kepemilikan global akan meningkat dalam 12 bulan ke depan.

Emas spot diperdagangkan pada US$1.529,15 per ounce pada Selasa (27/8/2019), setelah menyentuh US$1.555,07 pada Senin (26/8/2019), tertinggi dalam lebih dari 6 tahun.

Di sisi lain, logam telah melonjak 19% tahun ini karena eskalasi perang dagang, pasar obligasi yang mengisyaratkan bahwa resesi AS mungkin akan terjadi, serta pemangkasan suku bunga The Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper