Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perundingan Dagang Terancam Gagal, Ketidakpastian Meningkat

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa agenda perundingan dagang dengan China bulan depan mungkin saja dibatalkan setelah ketegangan meningkat antara dua ekonomi terbesar dunia itu.
Perang dagang AS China/istimewa
Perang dagang AS China/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa agenda perundingan dagang dengan China bulan depan mungkin saja dibatalkan setelah ketegangan meningkat antara dua ekonomi terbesar dunia itu.

"Kita lihat saja nanti apakah pertemuan September akan berlanjut atau tidak. Jika berlanjut, bagus, jika tidak juga tidak masalah," kata Trump di Gedung Putih, seperti dikutip melalui Bloomberg, Minggu (11/8/2019).

Presiden juga meredam spekulasi bahwa AS akan melakukan intervensi di pasar mata uang untuk mendevaluasi dolar.

Namun dia menambahkan, penurunan suku bunga acuan The Fed, tuntutan yang terus dia tekankan kepada Jerome Powell, dapat memberikan efek yang sama terhadap greenback.

Sebelumnya, spekulasi telah berkembang di antara para ahli strategi bahwa AS dapat melakukan intervensi untuk secara paksa melemahkan dolar.

Risiko dari tindakan AS, menurut beberapa analis dapat memberikan efek negatif, apalagi setelah yuan jatuh ke level terendah dalam 1 dekade terakhir dan pemerintahan Trump secara resmi menyebut China sebagai manipulator mata uang.

“Kami memiliki mata uang teraman di dunia. Kami memiliki standar dunia,” kata presiden ketika meninggalkan Gedung Putih untuk penggalangan dana di Hamptons.

Komentar presiden tersebut mengisyaratkan bahwa tidak ada resolusi untuk menghentikan perang dagang terbesar antara AS dan China, setidaknya hingga saat ini.

Sementara itu di Gedung Putih, para pengamat ekonomi terus mendorong intervensi keuangan langsung di pasar mata uang dengan mengacu pada perlambatan manufaktur AS, yang disebabkan oleh tarif impor Trump dan ketidakpastian seputar perang dagang.

Pekan lalu, Trump mengatakan tarif baru terhadap impor China akan mulai berlaku pada 1 September, menghentikan paksa kesepakatan gencatan senjata dengan Presiden China Xi Jinping.

Kebijakan tarif ini turut memicu tindakan balas-membalas pada perdagangan hingga merambah ke kebijakan mata uang yang berisiko meningkatkan intensitas pertarungan geopolitik antara kedua negara.

Negosiator perdagangan dari AS dan China dijadwalkan untuk bertemu kembali di Washington pada September 2019.

Namun, ekskalasi perang dagang yang terjadi baru-baru ini meningkatkan kemungkinan bahwa negosiasi dapat gagal untuk kesekian kalinya.

"Saya tidak siap untuk membuat kesepakatan dengan China. Apakah [pertemuan] akan dibatalkan atau tidak, kita lihat nanti," tambah Trump.

Pada kesempatan yang sama, dia juga menuding bahwa China telah salah mengartikan kemampuan ekonominya, di mana Trump mengatakan bahwa data pertumbuhan kuartalan terakhir China sebesar 6,2% adalah palsu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper