NKRI adalah Harga Mati
Hubungan Indonesia dan Vanuatu sempat merenggang akibat dukungan mereka terhadap separatisme Papua. Bagaimana Anda memandang masalah ini?
NKRI adalah harga mati. Tidak ada satu hal pun yang dapat mengganggu kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia.
Hubungan bilateral sebaik atau semenguntungkan apapun menjadi sekunder jika mitra kita mulai berani mengganggu isu kedaulatan. Kita tidak mau dan tidak akan berkompromi untuk hal ini.
Vanuatu sebagaimana diketahui terus memberikan dukungan untuk kelompok separatis yang namanya United Liberation Movement of West Papua, atau ULMWP. Kami menganggap itu sebagai satu tindakan yang tidak pantas dilakukan dalam konteks pergaulan internasional.
Setidaknya, terdapat dua prinsip hukum internasional yang mengatur pergaulan antarnegara beradab yang telah dilanggar Vanuatu dengan memberikan dukungan itu.
Pertama adalah prinsip noninterference atau saling tidak mengganggu urusan domestik negara lain. Kedua, prinsip saling menghormati atau mutual respect untuk kedaulatan satu sama lain. Melalui tindakan itu juga, Vanuatu jelas tidak menghormati kedaulatan Indonesia.
Pewawancara: Hafiyyan, Puput Ady Sukarno, & Fitri Sartina Dewi
BIODATA
Nama: Yohanes Kristiarto S. Legowo
Tempat & Tanggal Lahir: Magelang, 27 Desember 1962
Riwayat Pendidikan:
- Bachelor of International Relations Universitas Gadjah Mada (1986)
Riwayat Karier:
- Duta Besar RI untuk Australia merangkap Republik Vanuatu (2017—Sekarang)
- Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri (2014—2017)
- Duta Besar RI untuk Republik Filipina (2010—2013)
- Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri (2008—2010)
- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (2007—2008)
- Kepala Operasional/Wakil Kepala Perwakilan KBRI Canberra (2004—2007)
- Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri (2002—2004)
- Deputi Direktur, Direktorat Organisasi Internasional Kementerian Luar Negeri (2001—2002)
- Kepala Bidang Politik, Perwakilan Tetap RI untuk Persatuan Bangsa-Bangsa di New York (1996—2000)
- Kepala Bidang Politik dan Ekonomi, Direktorat Organisasi Internasional Kementerian Luar Negeri (1994—1996)
- Sekretaris Ketiga KBRI Vatikan (1990—1994)