Bisnis.com, JAKARTA — Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Dody Hargo Usodo mengatakan bahwa kemarau tahun ini akan lebih parah mengalami kekeringan dibandingkan tahun lalu.
Bahkan, sebagian besar di bagian selatan Indonesia mengalami hari tanpa hujan ekstrem (HTH) karena tidak terjadi lebih dari dua bulan.
“Berdasarkan monitoring hingga 20 Juli, HTH lebih dari 60 hari terjadi di Banten, DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,” katanya di Gedung Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (30/7/2019).
Dody menjelaskan bahwa di Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara terjadi HTH antara 90-120 hari. HTH terpanjang ada di Rambangu, Nusa Tenggara Timur yang mencapai 126 hari.
Untuk bencana kekeringan, 55 kepala daerah telah menetapkan darurat bencana di Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara. Wilayah yang terdampak risikosedang hingga tinggi dengan luas 11.774.437 hektar lahan dan 48.491.666 jiwa.
Untuk mengatasi persoalan ini, Dody menuturkan bahwa pemerintah melakukan upaya khusus mulai dari penegakan hukum dari pelaku pembakaran hutan, patroli rutin, hingga sosialisasi dan kampanye pencegahan karhutla.
Baca Juga
“Untuk bencana kekeringan, upaya yang dilakukan kementerian dan lembaga dalam menghadapi darurat kekeringan yaitu pendistribusian air bersih sebanyak 7.045.400 liter, penambahan jumlah mobil tanki, hidran umum, pembuatan sumur bor, dan kampanye hemat air,” ucapnya.