Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump dan Johnson Bahas Perdagangan Bebas Lewat Telepon

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku telah memberi selamat kepada Perdana Menteri baru Inggris Boris Johnson melalui sambungan telepon pada Jumat (26/7/2019).
Boris Johnson/Reuters-Neil Hall
Boris Johnson/Reuters-Neil Hall

Bisnis.com, JAKARTA-Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku telah memberi selamat kepada Perdana Menteri baru Inggris Boris Johnson melalui sambungan telepon pada Jumat (26/7/2019).

Trump juga menyinggung perihal perjanjian perdagangan bebas antara AS-Inggris.

"Saya mengucapkan selamat kepadanya dan tampaknya dia memang sudah siap [untuk bekerja]," kata Trump pada para wartawan di Oval Office, Washington DC, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (27/7/2019).

Menurut Trump, baik pemerintah AS maupun pemerintah Inggris sudah mulai melaksanakan perjanjian perdagangan bebas.

Trump memandang perjanjian tersebut sebagai hal yang penting karena dapat menyokong Inggris ketika kesepakatan Brexit terjadi.

Hal tersebut juga diamini pemerintah Inggris. Dalam pertanyaan yang dikutip Reuters, pemerintah Inggris menyebut AS dan Inggris sepakat bahwa Brexit menawarkan kesempatan tak tertandingi untuk memperkuat kemitraan ekonomi antara kedua negara itu.

"Keduanya [Trump dan Johnson] menyatakan komitmen mereka dengan tegas untuk melancarkan perjanjian perdagangan bebas tersebut secara ambisius. Mereka juga tak sabar untuk memulai negosiasi sesegera mungkin setelah Inggris lepas dari Uni Eropa," demikian pernyataan pemerintah Inggris.

Selain masalah perdagangan bebas, kedua pemimpin tersebut membahas ketegangan yang terjadi dengan Iran sebagai buntut penyitaan kapal tanker Inggris baru-baru ini di Selat Hormuz.

Trump dan Johnson pun berencana untuk bertemu di KTT G7 yang diadakan di Biarritz bulan depan.

Johnson menggantikan Theresa May sebagai perdana menteri pada awal pekan ini. Dalam pada pidato pertamanya sebagai PM, Johnson menjelaskan kepada Uni Eropa bahwa Inggris akan mengambil pendekatan lebih keras untuk menegosiasikan revisi perjanjian Brexit yang gagal diberikan oleh May.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper