Bisnis.com, JAKARTA – Sejak hubungan diplomatik antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) resmi dijalin pada 1976, hubungan kedua negara semakin erat. UEA bahkan telah menjadi mitra strategis bagi Indonesia di berbagai bidang mulai dari ekonomi, pariwisata, tenaga kerja, dan bidang lainnya. Untuk menggali lebih jauh mengenai peluang kerja sama antara Indonesia dan UEA, Bisnis berkesempatan mewawancarai Duta Besar RI untuk Uni Emirat Arab Husin Bagis. Berikut kutipannya:
Apa permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan kerja sama perdagangan?
Perdagangan Indonesia dengan UEA saat ini cenderung defisit, ekspor kita turun, sedangan impor meningkat. Meskipun demikian, impor mereka di berbagai dunia juga menurun, termasuk dari Indonesia.
Apalagi, kondisi keamanan di kawasan regional saat ini seperti di Suriah, Iran, dan negara lainnya juga belum kondusif sehingga memengaruhi ekspor dan impor. Ekspor Indonesia ke UEA pernah US$2,5 miliar, sekarang US$1,5—US$1,6 miliar saja. Kenapa? Ini karena impor energi kita tinggi.
Lantas, apa langkah yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut?
Tidak lain, dan tidak bukan adalah memperbaiki daya saing, karena daya saing kita semakin tertekan, karena banyak pesaing yang hadir dari berbagai negara lainnya. Apalagi kondisi geografis Dubai yang tidak jauh dari Afrika.
Para pebisnis melihat Dubai sebagai pintu masuk terbaik mereka ke Afrika. Misalnya Somalia negeri di Afrika itu tidak ada yang berani bisnis di sana langsung. Oleh sebab itu, caranya lewat Dubai. Bisa dikatakan Dubai ini menjadi seperti Singapura di Timur Tengah.
Untuk menggenjot perdagangan, tidak ada cara lain lagi selain meningkatkan daya saing. Namun, peningkatan daya saing ini tidak bisa dilakukan oleh Kemendag saja, tetapi harus melibatkan kementerian terkait lainnya, karena banyak komponen penunjang daya saing.
Misalnya kementerian pertanian, perikanan, dan lain-lainnya. Selain itu juga harus ditunjang dengan perjanjian-perjanjian kerja sama, karena banyak negara melakukan itu.
Selain itu, saya akan cari produk-produk yang mempunyai nilai besar, misalnya mereka suka pesawat, maka kita bisa tawarkan pesawat buatan Indonesia seperti CN235 atau yang lainnya. Kalau itu laku lumayan.