Di UEA Masih Sulit Dapat Kopi Indonesia
Apa saja komoditas yang paling menarik untuk ditawarkan di sana?
Paling banyak perhiasan. Kita juga banyak ekspor mobil, tekstil dan produk tekstil, CPO, kertas, sabun, ban kendaraan, dan beberapa produk lainnya. Jadi, bicara perdagangan, sepanjang kita bisa tingkatkan daya siang, maka perdagangan Insya Allah bisa meningkat.
Bagaimana sebenarnya daya saing produk Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain yang masuk ke pasar UEA?
Apa saja sebenarnya bisa di jual di sana, tetapi syaratnya harus berdaya saing. Oleh sebab itu, sebelum membuat barang harus dilihat harganya cocok tidak? Kualitas barangnya bagaimana? Pengemasannya juga bagus atau tidak? Kalau semua aspek itu sudah bagus, bisa masuk ke pasar dunia.
Di UAE juga masih sulit untuk mendapatkan kopi dari Indonesia. Itu menjadi tantangan buat kita, karena tidak banyak juga ada kafe Indonesia di dunia. Kita masih kalah dari Vietnam yang sudah lebih banyak kafenya di beberapa negara.
Terkadang, dalam promosi itu juga sering terpisah-pisah, berjalan sendiri-sendiri, akhirnya kurang optimal untuk menggarap pasarnya. Dengan melihat peluang pasarnya yang besar, saya usul ke Presiden Jokowi agar anggaran untuk promosi bisa lebih besar agar kegiatan promosinya bisa disatukan.
Asalkan ada good will untuk memajukan bangsa ini, maka banyak yang bisa dikerjakan. Indonesia perlu lebih serius dalam menggarap sektor perdagangan.
Jika kita melihat negara-negara lain, mereka sudah punya badan khusus untuk perdagangan seperti Jepang ada Jetro, Malaysia dengan Matrade, dan Korea dengan Kotra. Namun, Indonesia belum ada yang seperti itu.
Saat ini, neraca perdagangan Indonesia terhadap UAE masih defisit karena impor migas, tetapi kalau produk-produk unggulan yang memiliki daya saing tinggi, dan bernilai digenjot pemasarannya, diharapkan bisa menutupi defisit.