Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapal Tankernya Disita Iran, Inggris Berang

Pemerintah Inggris mengecam aksi penangkapan Iran atas kapal tanker berbendera Inggris di kawasan Teluk.
Ilustrasi kapal tanker melintasi Selat Hormuz./Reuters-Hamad I. Mohammed
Ilustrasi kapal tanker melintasi Selat Hormuz./Reuters-Hamad I. Mohammed

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Inggris mengecam aksi penangkapan Iran atas kapal tanker berbendera Inggris di kawasan Teluk.

Upaya penyitaan Iran atas kapal Inggris yang berlangsung pada Jumat (19/7/2019 ) di jalur penting perdagangan minyak global dipandang negara Barat sebagai eskalasi terbesar setelah 3 bulan konfrontasi.

Penyitaan ini disinyalir sebagai ancaman dari Teheran untuk membalas penyitaan Inggris atas kapal tanker Iran Grace 1, yang dituduh melanggar sanksi terhadap Suriah beberapa pekan lalu.

Menteri Pertahanan Inggris Penny Mordaunt pada Sabtu (20/7/2019) menyebut insiden itu sebagai "tindakan bermusuhan". Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt menyatakan sangat kecewa atas tindakan Iran.

Sebelumnya, juru bicara Korps Pengawal Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Ramezan Sharif, mengatakan Teheran telah merebut kapal di Selat Hormuz meskipun ada "perlawanan dan gangguan" dari kapal perang Inggris yang mengawalnya.

Namun, tidak ada kapal perang Inggris yang terlihat dalam video yang diposting oleh Korps Pengawal Revolusi Iran.

Kantor berita Iran Fars mengatakan bahwa aparat keamana Iran telah mengambil kendali atas kapal Stena Impero pada Jumat. Pengambilalihan ini setelah kapal bertabrakan dengan kapal nelayan Iran.

Pada Mei lalu, Amerika Serikat telah memperketat sanksi terhadap Iran dengan tujuan menghentikan ekspor minyak Iran ke negara lain.

Dalam beberapa bulan terakhir AS juga gencar memperingatkan adanya ancaman dari Iran atas pengiriman minyak melalui Selat Hormuz.

Saat ini Prancis, Jerman, dan Uni Eropa telah bergabung dengan Inggris mengutuk penyitaan yang dilakukan Korps Pengawal Revolusi Iran.

Ketiganya adalah penandatangan kesepakatan nuklir 2015 antara Teheran dan kekuatan dunia. Di bawah pakta itu, Iran setuju untuk membatasi kerja nuklir dengan imbalan mencabut sanksi.

Negara-negara Eropa menentang keputusan pemerintahan Trump untuk meninggalkan perjanjian tersebut tahun lalu, tetapi sejauh ini gagal memenuhi janji-janji ke Iran untuk menyediakan sarana alternatif bagi mereka untuk mengakses perdagangan dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper