Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengungkapan Kasus Penganiayaan Novel Baswedan : Jangan Sampai Jam Dinding Pun Tertawa

Di Tanah Air, dorongan untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) semakin deras meluncur, yaitu dari mantan pimpinan KPK jilid III yaitu Abraham Samad, Busyro Muqoddas, Bambang Widjojanto, Sekjen Transparansi Internasional Indonesia Dadang Trisasongko, peneliti LIPI Mochtar Pabotinggi, aktivis Allisa Wahid, Duta Baca Najwa Shihab.
Penyidik KPK Novel Baswedan berada di mobil setibanya dari Singapura di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (22/2/2018)./ANTARA-Muhammad Iqbal
Penyidik KPK Novel Baswedan berada di mobil setibanya dari Singapura di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (22/2/2018)./ANTARA-Muhammad Iqbal

TGPF

Di Tanah Air, dorongan untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) semakin deras meluncur, yaitu dari mantan pimpinan KPK jilid III yaitu Abraham Samad, Busyro Muqoddas, Bambang Widjojanto, Sekjen Transparansi Internasional Indonesia Dadang Trisasongko, peneliti LIPI Mochtar Pabotinggi, aktivis Allisa Wahid, Duta Baca Najwa Shihab.

Selain itu, Direktur Amnesti Internasional di Indonesia Usman Hamid, Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Asfinawati, mantan Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar, dan sejumlah tokoh lainnya.

Hingga akhirnya Novel kembali ke Tanah Air pada 22 Februari 2018, setelah hampir setahun menjalani pengobatan di Singapura. Ia disambut khusus di kantor KPK, gedung Merah Putih dengan rangkulan para kawan, aktivis antikorupsi, hingga orang-orang dekatnya.

Namun, hanya ada satu orang pimpinan KPK yang menyambut, yaitu Laode M. Syarif, sedangkan empat pimpinan lain harus melakukan tugas lain. Tidak tampak terlihat juga atasan Novel, Direktur Penyidikan KPK Aris Budiman yang sebelumnya sempat berkonflik dengan Novel.

Meski sudah kembali ke Tanah Air, Novel masih harus bolak-balik ke Singapura untuk memulihkan penglihatannya, sedangkan terkait dengan penanganan perkara masih belum ada titik terang.

Bahkan, pada 17 Juni 2018, Novel mengaku masih mendapat teror sepulang menjalani operasi mata di Singapura.

Dia mengatakan melihat terduga pelaku penyerangan berada di seberang rumahnya saat baru sampai di Indonesia pada 22 Februari 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper