Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah memanasnya hubungan AS-China, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen tiba di New York kemarin waktu setempat dalam sebuah kunjungan yang membuat Beijing marah.
Sedangkan Tsai memperingatkan bahwa demokrasi harus dipertahankan dan pulau itu tengah menghadapi ancaman dari "pasukan luar negeri" yang merujuk pada China.
China, yang mengklaim Taiwan sebagai miliknya dan memandangnya sebagai provinsi pemberontak, telah meminta Amerika Serikat untuk tidak mengizinkan Tsai transit di sana dalam perjalanannya ke luar negeri.
Tsai menghabiskan empat malam di Amerika Serikat dengan memulai perjalanannya ke New York dan dan akan singgah di Denver dalam perjalanan pulang.
Tidak lama sebelum Tsai dijadwalkan tiba di hotelnya di Manhattan, seorang fotografer Reuters menyaksikan perkelahian di pintu masuk hotel antara puluhan demonstran pro-China dan pro-Taiwan yang akhirnya dibubarkan oleh polisi.
Departemen Kepolisian New York belum mengomentari apakah ada penangkapan dalam insiden itu.
Baca Juga
Tsai terakhir di Amerika Serikat pada bulan Maret, tetapi perhentiannya kali ini akan sangat panjang karena biasanya dia hanya menghabiskan satu malam dalam perjalanan.
Departemen Luar Negeri AS menyatakan tidak ada perubahan dalam kebijakan AS atas "Satu-Cina" dan Washington secara resmi mengakui Beijing, bukan Taipei, namun berhak membantu Taiwan sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (12/7/2019).
Akan tetapi, para analis mengatakan kunjungan yang diperpanjang di AS berfungsi untuk menekankan dukungan administrasi Trump untuk Tsai yang mendapat tekanan dari Beijing.
Beijing merupakan saingan utama sistem keamanan AS yang membuat Washington terlibat dalam perang dagang selama setahun.
Berbicara sebelum keberangkatannya di bandara internasional utama Taipei di Taoyuan, Tsai mengatakan dia akan berbagi nilai-nilai kebebasan dan transparansi dengan sekutu Taiwan dan berharap untuk menemukan lebih banyak ruang internasional untuk Taiwan.
"Demokrasi kita tidak datang dengan mudah dan sekarang menghadapi ancaman dan infiltrasi dari pasukan luar negeri," kata Tsai mengacu pada China.