Bisnis.com, JAKARTA - Anjloknya kepercayaan pasar yang sebagian akibat perang dagang AS-China menjadi pertimbangan utama bagi bank sentral AS (The Fed) untuk menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam satu dekade.
Gubernur The Fed, Jerome Powell tengah menyiapkan penurunan suku bunga pada bulan ini karena catatan dari pertemuan terakhir para pembuat kebijakan menunjukkan meningkatnya ketakutan akan dampak perang dagang AS-China.
Perang dagang itu hanya berdampak kecil untuk menahan pertumbuhan secara tidak langsung sehingga pelaku bisnis menahan pembelian peralatan dan biaya pekerja meningkat.
Faktor-faktor tersebut berakumulasi sehingga menimbulkan risiko serius dalam mengakhiri ekspansi ekonomi dengan mendorong pertumbuhan dan inflasi lebih rendah.
The Fed semakin dekat ke tingkat bunga rendah untuk memastikan tida ada dampak negatif akibat perang dagang.
Powell mengelurkan pernyataan itu sebagai pra kondisi sebelum berhadapan dengan Kongres untuk mengonfirmasi bahwa ekonomi AS masih menghadapi ancaman dari aktivitas pabrik yang mengecewakan, inflasi yang jinak, dan perang dagang yang mengancam.
Baca Juga
Semua faktor di atas merupakan jenis ketidakpastian yang "tinggi" sehingga pembuat kebijakan menyarankan perlunya penurunan suku bunga "dalam waktu dekat," menurut catatan dari pertemuan penetapan suku bunga Fed seperti dikutip Reuters, Kamis (11/7/2019).
Catatan itu dirilis tak lama setelah Powell menyampaikan paparannya di depan Komisi Jasa Keuangan Kongres AS
"Hingga kini, berdasarkan data yang masuk dan perkembangan lainnya, tampak bahwa ketidakpastian seputar ketegangan perdagangan dan kekhawatiran tentang kekuatan ekonomi global terus membebani prospek AS," kata Powell.
Pada pertemuan 18-19 Juni itu, beberapa pembuat kebijakan The Fed mungkin perlu bertindak untuk mengangkat inflasi yang gagal memenuhi target bank sentral 2 persen selain untuk memerangi pesimisme yang meluas di kalangan perusahaan yang mereka lihat menghambat investasi bisnis.
Suku bunga yang yang lebih rendah dapat "meredam efek" guncangan dari perang dagang, menurut ringkasan risalah tersebut.
"Powell benar-benar menyatakan bahwa pemotongan suku bunga penting terlepas dari kenyataan bahwa kami memiliki laporan pekerjaan yang cukup baik," kata Chris Zaccarelli, kepala investasi Independent Advisor Alliance.