Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Harga Produsen China Dilaporkan Stagnan

Indeks harga produsen (PPI) China secara tidak terduga tidak mengalami pertumbuhan sepanjang Juni dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, setelah turun 0,3% pada Mei.

Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks harga produsen (PPI) China secara tidak terduga tidak mengalami pertumbuhan sepanjang Juni dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, setelah turun 0,3% pada Mei.

Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran perlambatan dalam aktivitas manufaktur akan makin membebani pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, pertumbuhan harga konsumen (CPI) Juni tumbuh sebesar 2,7% secara tahunan atau sama dengan realisasi pada Mei, sebagian besar disebabkan oleh kekurangan pasokan yang dipicu wabah demam babi Afrika dan kondisi cuaca ekstrem terus mendorong naiknya harga daging babi dan buah.

Harga buah melonjak 42,7% dari tahun sebelumnya, sedangkan harga daging babi naik 21,1%.

Indeks harga makanan pada Juni naik 8,3% secara tahunan, naik dari realisasi Mei sebesar 7,7%.

Jika dihitung secara bulanan (month-to-month), CPI China pada Juni turun 0,1% setelah bergerak stagnan pada Mei.

Dilansir melalui Reuters, pelemahan PPI, tolak ukuran permintaan industri yang memberikan momentum untuk investasi dan keuntungan dalam perekonomian China, dapat memicu kembali kekhawatiran tentang deflasi dan mendorong regulator untuk mengeluarkan stimulus yang lebih agresif.

"PBOC dan ekonomi kemungkinan akan mempertahankan bias pelonggaran daripada pengetatan [kebijakan moneter]. Kami melihat ada tekanan ke bawah untuk data yang akan dirilis pekan depan," ujar Kepala Ekonom Barclays Bank Plc. China Chang Jian, seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (10/7/2019).

Chang juga menambahkan bahwa bank sentral telah membanjiri pasar dengan likuiditas setelah kebijakan pengambilalihan pemberi pinjaman kecil menyebabkan masalah pinjaman antarbank.

Menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional China, sektor hulu terlihat sangat lemah dengan harga ekstraksi minyak dan gas alam turun 1,8% dari tahun sebelumnya.

Pada saat yang sama, kenaikan harga di sektor pertambangan batu bara juga menurun.

Aktivitas pabrik China menyusut lebih dari yang diharapkan pada Juni karena tarif dan permintaan domestik yang lebih lemah turut mempengaruhi volume pesanan barang baru.

Beijing dengan cepat mengejar lebih banyak proyek infrastruktur tetapi harga untuk beberapa bahan konstruksi tetap tidak mengalami kenaikan yang berarti.

Harga spot untuk baja tulangnan (steel rebar) pada Juni bertahan di bawah level tahun sebelumnya dan mungkin memburuk pada bulan berikutnya karena aktivitas musiman yang menurun di tengah suhu tinggi dan curah hujan di musim panas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper