Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Pengiriman Jatuh 37 Persen, Kinerja Boeing Terancam

Boeing kemungkinan harus memberikan gelar produsen pesawat terbesar dunia kepada Airbus.
Foto udara yang menunjukkan pesawat 737 MAX buatan Boeing diparkir di pabrik Boeing di Renton, Washington, Kamis (21/3/2019)./Reuters-Lindsey Wasson
Foto udara yang menunjukkan pesawat 737 MAX buatan Boeing diparkir di pabrik Boeing di Renton, Washington, Kamis (21/3/2019)./Reuters-Lindsey Wasson

Bisnis.com, JAKARTA -- Boeing Co. harus rela kehilangan gelar produsen pesawat terbesar dunia setelah jumlah pengiriman jatuh hingga 37 persen pada semester I/2019.
 
Kecelakaan yang melibatkan pesawat seri MAX sejak akhir tahun lalu membuat banyak negara menahan pemesanan mereka terhadap Boeing. Pada 2018, perusahaan ini mengirimkan 580 unit pesawat seri 737.
 
Reuters melansir Rabu (10/7/2019), rival Boeing yaitu Airbus SE justru mencatatkan pertumbuhan pengiriman sebesar 28 persen secara year-on-year (yoy). Dengan demikian, untuk pertama kalinya dalam 8 tahun terakhir, Boeing mesti menerima kekalahan dari Airbus.
 
Selain dua kecelakaan besar yang membuat dunia ragu akan keamanan pesawat MAX-8 mereka, Boeing kembali mengidentifikasi adanya masalah di pesawat MAX yang telah di-grounded pada bulan lalu. Hal ini membuat perusahaan harus menunda kembali beroperasinya pesawat tersebut hingga akhir September 2019.
 
Sebagai upaya menindaklanjuti kondisi tersebut, Boeing telah memperlambat produksi dari 52 unit MAX per bulan menjadi 42 unit per bulan. Keputusan tersebut memakan biaya US$1 miliar dalam kuartal I/2019 saja.
 
Beberapa analis memperkirakan Boeing tak akan melakukan pengiriman lagi hingga Desember 2019. Analis JP Morgan Seth Seifman memprediksi penundaan pengiriman akan mendorong perusahaan untuk mempertimbangkan berlanjutnya pemangkasan produksi dan penambahan biaya pada kuartal kedua 2019, yang nantinya dapat memotong marjin. 

Meski demikian, perusahaan AS itu masih memiliki harapan karena ada sejumlah maskapai yang tetap memesan pesawat. Pada Juni 2019, maskapai IAG asal Inggris menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk memesan 200 unit MAX.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper