Bisnis.com, JAKARTA — Pada perselisihan hasil pemilihan umum presiden lalu, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggugat salah satunya soal sisten penghitungan atau situng Komisi Pemilihan Umum. Ternyata, beberapa negara lain tertarik dengan sistem itu.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan bahwa dia beberapa kali diundang oleh negara lain terkait keberhasilannya menyelenggarakan pemilu. Ada pula yang datang langsung ke kantornya.
“Ada Afghanistan, Fiji, dan Meksiko. Paling banyak yang ingin ditiru adalah situng kita,” katanya di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (2/6/2019).
Arief menjelaskan bahwa negara lain kagum dengan situng karena bisa menampilkan secara langsung hasil penghitungan dari setiap tempat pemungutan suara.
Diakuinya negara lain memiliki teknologi yang bagus dalam penghitungan suara. Akan tetapi hanya langsung pemenangnya dan berada di satu wilayah mana. Tidak seperti KPU yang rinci.
Meski digugat Prabowo-Sandi, itu bukan berarti Situng tidak baik. Gugatan bagi Arief selalu terjadi.
“Masalah atau tidak kan bukan berarti situng tidak diperhitungkan. Kalau situng ada yang salah, lemahnya ya harus diperbaiki, bukan didiamkan,” jelasnya.