Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang Kembali Izinkan Perburuan Paus Komersial

Pada 1988, Jepang berhenti melakukan perburuan dan penangkapan paus secara komersial.
Kapal nelayan yang akan berburu paus meninggalkan sebuah pelabuhan di Kushiro, Hokkaido, Jepang, Senin (1/7/2019)./Kyodo via Reuters
Kapal nelayan yang akan berburu paus meninggalkan sebuah pelabuhan di Kushiro, Hokkaido, Jepang, Senin (1/7/2019)./Kyodo via Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Kapal-kapal nelayan Jepang berlayar untuk memulai perburuan ikan paus secara komersial pada Senin (1/7/2019).

Ini merupakan perburuan paus komersial pertama setelah aktivitas tersebut dilarang selama lebih dari 30 tahun. Reuters melansir, Jepang sudah berkali-kali menyampaikan bahwa hanya beberapa spesies paus yang terancam punah dan akhirnya memutuskan keluar dari International Whaling Commission (IWC) pada Desember 2018.

Perburuan paus secara komersial tidak hanya didukung oleh pelaku industri tapi juga Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe.

Jepang sepenuhnya meninggalkan aktivitas perburuan paus secara komersial pada 1988 atau 2 tahun setelah adanya pelarangan perburuan paus secara internasional. Namun, Negeri Sakura tetap melakukan perburuan paus atas nama riset ilmiah sejak 1987.

Banyak pihak yang memandang program riset itu sebenarnya merupakan perburuan paus komersial karena banyak daging paus yang ditangkap akhirnya dijual di toko dan restoran.

Tetapi, bisnis penangkapan paus bukanlah industri besar di Jepang. Konsumsi daging paus pun hanya 0,1 persen dari total konsumsi daging setiap tahunnya.

Pemerintah Jepang menetapkan kuota 227 paus untuk tahun ini. Kuota perburuan paus akan ditetapkan secara tahunan.

Meski disambut baik oleh warga Jepang, tapi banyak aktivis lingkungan yang menyayangkan keputusan ini.

"Ini adalah hari yang menyedihkan bagi perlindungan paus global," ujar Nicola Beynon dari Humane Society International.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper