Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Huawei Klaim Telah Kirimkan 100 Juta Smartphone

Huawei Technologies menyatakan telah mengirimkan 100 juta smartphone ke pasar internasional tahun ini per 30 Mei 2019.
Ponsel Huawei Mate X dipamerkan dalam Mobile World Congress, MWC 19, di Barcelona, Spanyol, Senin (25/2/2019)./REUTERS-Sergio Perez
Ponsel Huawei Mate X dipamerkan dalam Mobile World Congress, MWC 19, di Barcelona, Spanyol, Senin (25/2/2019)./REUTERS-Sergio Perez

Bisnis.com, JAKARTA – Huawei Technologies menyatakan telah mengirimkan 100 juta smartphone ke pasar internasional tahun ini per 30 Mei 2019.

Presiden lini produk smartphone untuk grup bisnis konsumen Huawei, He Gang, mengungkapkan angka itu dalam acara peluncuran ponsel Nova 5 di Wuhan, China, pada Jumat (2/6/2019). Ponsel ini ditenagai oleh chipset 7-nanometer baru Kirin 810 keluaran Huawei.

Setelah bertahun-tahun mendominasi papan atas pasar ponsel global, kedigdayaan Huawei terancam eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Gesekan perdagangan China dengan Amerika Serikat meningkat pada Mei, ketika Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif terhadap barang-barang China senilai US$200 miliar.

Pemerintahan Trump juga mengancam akan memberlakukan tarif hingga 25 persen pada sisa impor China senilai US$300 miliar.

Sejak tahun lalu, AS telah mendorong aliansinya untuk tidak menggunakan perangkat Huawei saat membangun jaringan 5G karena alasan keamanan terkait dugaan keterlibatan perusahaan ini dengan pemerintah China.

Eskalasi konfrontasi tarif antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia itu serta merta menyeret Huawei. Pada Mei pula, Trump meningkatkan tekanannya dengan memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam.

Akses Huawei kepada pemasok-pemasok komponennya di AS diblokir. Larangan tersebut secara efektif melarang raksasa peralatan telekomunikasi China itu untuk melakukan bisnis dengan perusahaan-perusahaan AS.

Pada Senin (17/6/2019), pendiri sekaligus CEO Huawei, Ren Zhengfei, mengakui bahwa dampak dari larangan yang pemerintah AS terhadap Huawei ternyata lebih berat dari yang diperkirakan.

Ia memperkirakan sanksi itu bisa berakibat pada turunnya pendapatan perusahaan menjadi sekitar US$100 miliar pada 2019 dan 2020. Pengiriman smartphone Huawei ke pasar internasional pun diprediksi bakal turun hingga 40 persen.

“Kami tidak mengira mereka akan menyerang kami dalam banyak aspek,” ungkap Ren. Namun, ia meyakini kondisi bisnis perusahaan akan membaik pada 2021.

Ren juga menegaskan Huawei tidak akan memangkas biaya penelitian dan pengembangan (Research & Development/R&D) maupun merumahkan para karyawannya, terlepas dari perkiraan dampak yang akan mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper