Kabar24.com, JAKARTA--Rusia memperingatkan AS atas tuduhan tanpa dasar terhadap Iran terkait serangan atas sejumlah tanker komersial pembawa bahan bakar di Teluk Oman.
Insiden misterius yang menyebabkan kerusakan pada dua kapal tanker Kamis lalu telah meningkatkan ketegangan yang sudah tinggi antara Teheran dan Washington. Hal itu memicu kekhawatiran akan terjadinya knflik regional dan membuat harga minyak melonjak.
Arab Saudi dan Inggris mendukung tudingan Washington bahwa Iran bertanggung jawab atas insiden tersebut. Sikap Inggris memicu protes diplomatik dari Teheran yang dengan keras membantah klaim tersebut.
Ali Larijani, juru bicara parlemen Iran, justru menuduh Washington yang melakukan serangan pada kapal tanker tersebut setelah gagal memberikan sanksi kerasnya atas Iran, menurut kantor berita resmi IRNA.
Amerika Serikat telah memberlakukan kembali dan memperketat sanksi terhadap Iran sejak keluarnya kesepakatan internasional yang mengekang program nuklir Teheran dengan imbalan penghapusan sanksi.
Presiden AS Donald Trump mengatakan kampanye "tekanan maksimum" itu bertujuan untuk memaksa Iran menegosiasikan kesepakatan baru yang juga mencakup program rudal balistik. Iran juga diingatkan atas dukungannya untuk kelompok-kelompok bersenjata regional.
“Aneh ketika AS mendesak Iran untuk beralih ke diplomasi setelah meluncurkan "perang ekonomi skala penuh" terhadap Iran,” ujar Larjani seperti dikuip Aljazeera.com, Senin (17/6).
Beberapa jam kemudian, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan "tidak salah" bahwa Iran bertanggung jawab atas dugaan serangan itu, tetapi mengatakan Washington tidak ingin berperang dengan Teheran.
Dalam sebuah wawancara dengan 'Fox News Sunday', Pompeo mengatakan ada bukti lain selain video yang dirilis oleh militer AS.
Sedangkan Juru Bicara Kremlin, Dmitri Peskov mengatakan tidak mungkin menerima tuduhan yang tidak berdasar dalam situasi seperti saat ni.
"Kami selalu mendesak penilaian yang bijaksana atas situasi tersebut dan untuk menunggu lebih banyak bukti yang meyakinkan terlebih dahulu," katanya di televisi Rusia.