Bisnis.com, Jakarta – Mantan Kepala Staf Kostrad Mayjen (purn.) Kivlan Zen diperiksa sebagai saksi untuk tersangka kasus makar, Habil Marati, Jumat (14/6/2019). Pemeriksaan berjalan lebih dari lima jam.
Selepas pemeriksaan Kivlan kucing-kucingan dengan wartawan di Polda Metro Jaya. Sebelum ini pun, Kivlan pernah menghindari wartawan seusai pemeriksaan polisi yang berujung penahanan dirinya sebagai tersangka makar, kepemilikan senjata api ilegal, serta rencana pembunuhan sejumlah tokoh pada 30 Mei 2019.
Saat meninggalkan ruangan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, sekitar pukul 22.28 WIB, Kivlan langsung berlari ke lantai atas menuju Main Hall. Sesampainya di sana, Kivlan tampak kebingungan karena menghadapi sekumpulan wartawan yang memang menunggui pemeriksaan.
Wartawan menunggu di depan dua pintu keluar Gedung Mainhall Polda Metro Jaya. Begitu berhasil keluar, Kivlan langsung berlari menuju mobil minibus Toyota Avanza hitam yang hendak mengantarnya kembali ke Rumah Tahanan Polisi Militer Kodam Jayakarta di Guntur, Jakarta Selatan. “Sama pengacara aja, ya. Sama pengacara,” ujar Kivlan, seperti dilansir Tempo.co.
Sebelumnya, dalam keterangan yang disampaikan di Kantor Kemenko Polhukam, Selasa (11/5), Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal mengungkap kalau mereka juga sedang menahan Habil Marati. Nama politikus PPP itu disebut bersama Kivlan oleh tersangka perusuh bersenjata api dalam kerusuhan 22 Mei lalu.
“Sepertinya pertanyaannya menggiring ke inti dalangnya. (Tapi) perlu waktu perlu proses untuk alur tersebut,” ujar Iqbal.
Dugaan keterlibatan Habil Marati juga terungkap dalam penelusuran Majalah Tempo ihwal aktor-aktor yang ada di balik kerusuhan 22 Mei lalu. Dalam terbitan majalah itu edisi 10 Juni, Habil disebut pernah memberikan uang sebesar Rp 60 juta kepada Kurniawan alias Iwan.
Iwan ada di antara empat tersangka perusuh bersenjata api dalam kerusuhan 22 Mei lalu. Iwan adalah juga bekas anak buah mantan Kivlan Zen dan desersi pada 2005. Iwan disebutkan diminta Kivlan untuk melakukan pembunuhan terhadap sejumlah tokoh.