Bisnis.com, JAKARTA — Ekspor ayam Brasil ke China tumbuh sebesar 49% pada Mei 2019 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu karena wabah demam babi Afrika atau African swine fever yang berdampak ke produksi negeri Panda itu.
Dilansir melalui Reuters, Sabtu (8/6/2019), Brazilian Association of Animal Protein (ABPA) menyebutkan bahwa negara pengekspor ayam terbesar di dunia itu mengirimkan 381.100 ton ke pelanggan luar negeri pada Mei 2019. Jumlah itu naik 14,4% secara tahunan menurut asosiasi.
“Gangguan di pasar yang diciptakan China terjadi bersamaan dengan momen saat importir lainnya juga menaikkan pembelian,” ujar ABPA Executive Director Ricardo Santin dikutip melalui Reuters, Sabtu (8/6/2019).
Dari situ, China berkontribusi 15% dari total ekspor Brasil ke seluruh dunia. Negeri Panda menjadi tujuan utama ekspor ayam pada Mei 2019.
Berdasarkan pendapatan, eksportir ayam Brasil diuntungkan dengan harga yang lebih tinggi. Tercatat, penjualan tumbuh 27,3% menjadi US$ 658,9 juta. Selain itu, permintaan tambahan China untuk daging telah menguntungkan eksportir asal Negeri Samba termasuk JBS SA dan BRF SA.
Data ABPA juga menunjukkan ekspor daging ke Uni Emirat Arab tumbuh 50%. Sementara itu, ekspor ke Uni Eropa naik 26%.