Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF Tak Melihat Ancaman Resesi Global

Sebelumnya, IMF menyatakan perang dagang antara AS dengan China berpeluang memangkas pertumbuhan produk domestik bruto global sekitar 0,5% atau US$455 miliar pada 2020.
Managing Director IMF Christine Lagarde menyampaikan pandangannya saat Trade Conference Session 1: Introductory Remarks pada rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Laguna, Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018)./ANTARA-Jefri Tarigan
Managing Director IMF Christine Lagarde menyampaikan pandangannya saat Trade Conference Session 1: Introductory Remarks pada rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Laguna, Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018)./ANTARA-Jefri Tarigan

Bisnis.com, JAKARTA--International Monetary Fund (IMF) memperkirakan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China dan potensi perang dagang AS dengan Meksiko tidak mengakibatkan resesi global.

Kendati demikian, Managing Director IMF Christine Lagarde mengatakan meningkatnya eskalasi politik akibat perang dagang berpotensi memangkas kepercayaan bisnis dan pasar. Tidak hanya itu, perang dagang juga dinilai berpeluang mengoreksi pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun mendatang.

"Kami tidak melihat potensi resesi. Potensi yang timbul adalah penurunan proyeksi ekonomi global sekitar 3,3% hingga akhir tahun ini dan tentu saja penguatan ekonomi AS. Kami tidak melihat ada kemungkinan resesi, setidaknya untuk saat ini," kata Lagarde, dikutip dari Reuters, Kamis (6/6/2019).

Sebelumnya, dalam pernyataan resminya, IMF menyatakan perang dagang antara AS dengan China berpeluang memangkas pertumbuhan produk domestik bruto global sekitar 0,5% atau US$455 miliar pada 2020.

Perkiraan itu juga mencakup pengenaan tarif impor atas impor produk China ke AS sebesar 25% bagi perdagangan kedua negara yang bernilai US$300 miliar.

Namun, proyeksi IMF belum mencakup ancaman AS terhadap Meksiko untuk mengenakan tarif impor hingga 5% mulai pekan mendatang. Meksiko telah menjadi mitra dagang terbesar AS, menyalip posisi China pada tahun ini.

"Satu kali tarif, satu ancaman lagi, dan masih ada satu negosiasi yang belum dimulai. Hal itu mengakibatkan ketidakpastian sehingga mengganggu prospek ekonomi global," tekannya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper