Bisnis.com, JAKARTA — Rencana The Fed mengadopsi strategi target inflasi rata-rata mendapatkan sambutan positif dari ekonom dunia. Strategi anyar bank sentral Amerika Serikat pada era suku bunga dan inflasi rendah tersebut akan dipaparkan pada konferensi pekan ini.
Lars Svensson, seorang profesor Fakultas Ekonomi Stockholm dan mantan gubernur bank sentral Swedia, mengatakan bahwa pendekatan baru The Fed akan membantu mengurangi beberapa masalah suku bunga rendah yang dihadapi The Fed.
"Penargetan inflasi rata-rata memiliki beberapa keuntungan karena akan memiliki implikasi besar bagi ekonomi dan pasar keuangan," ujar Svensson, salah satu ekonom paling berpengaruh di dunia, seperti dikutip Bloomberg, Senin (3/6/2019).
Dalam makalahnya, Lars mengatakan, target inflasi rata-rata dalam 5 tahun sebesar 2% akan membantu membentuk ekspektasi publik tentang kenaikan harga pada masa depan, selama target tersebut dipandang kredibel.
Perubahan strategi membuat The Fed lebih mudah mencapai sasaran harga dan memberikan bank sentral AS lebih banyak ruang untuk memangkas suku bunga sesuai inflasi jika terjadi resesi. Strategi target inflasi rata-rata juga akan lebih mudah untuk dikomunikasikan dan lebih menyerupai strategi saat ini (target pertumbuhan inflasi) dibandingkan dengan stragegi sasaran indeks harga.
Sejak The Fed memperkenalkan target inflasi sebesar 2% pada 2012, bank sentral gagal mencapai level tersebut secara berkelanjutan.
Konferensi The Fed pada pekan ini disebut sebagai acara utama untuk meninjau secara luas atas kebijakan oleh Bank Sentral AS tersebut. Konferensi itu diharapkan dapat mencapai kesimpulan pada paruh pertama tahun depan.
Ketua The Fed Jerome Powell akan memulai pertemuan pada hari Selasa dengan pidato pembukaan, sementara Wakil Ketua Richard Clarida dijadwalkan berbicara pada hari Rabu.