Bisnis.com, BEIJING - Hubungan AS dan China, dua negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia, masih bernuansa konflik.
Terbaru, Kementerian Luar Negeri China, Jumat (24/5/2019) mencela pernyataan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, yang mengatakan kepala pejabat pelaksana Perusahaan Teknologi China Huawei berdusta mengenai hubungan perusahaannya dengan Pemerintah Beijing.
Politisi tertentu AS mengeluarkan segala macam desas-desus tapi tidak memberikan bukti, kata Juru Bicara Kementerian di Beijing Lu Kang dalam taklimat harian.
Hal itu disampaikan Lu Kang ketika ditanya mengenai pernyataan Pompeo, demikian laporan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat siang.
Pompeo pada Kamis (23/5) mengatakan kepala pelaksana Huawei berbohong mengenai hubungan perusahaannya dengan pemerintah Beijing. Pompeo yakin makin banyak perusahaan Amerika akan memutuskan hubungan dengan raksasa teknologi tersebut.
Seperti diketahui Huawei Technologies Co Ltd menjadi korban larangan dan pembatasan Amerika Serikat. Tapi, pendiri sekaligus Presiden Huawei Technologies Co Ltd Ren Zhengfei menyatakan larangan dan pembatasan Amerika Serikat tidak berdampak signifikan terhadap produk-produk menengah atas Huawei, khususnya teknologi berbasis 5G.
Baca Juga
"Kami bekerja untuk kemaslahatan seluruh umat manusia," kata Ren kepada sejumlah wartawan di Shenzhen, China, Selasa (21/5/2019).
Menurut dia, larangan AS tersebut hanya akan berdampak terhadap produk-produk kelas menengah bawah Huawei.
Ren meyakinkan bahwa sebagai perusahaan teknologi ternama tidak seharusnya Huawei terkena dampak tersebut.
Biro Keamanan Industri Kementerian Perdagangan AS sebelumnya telah menempatkan Huawei dan sejumlah afiliasinya dalam daftar hitam menyusul ketegangan perang dagang negara adidaya itu dengan China.
Atas keputusan pemerintah AS itu, Google menangguhkan kerja sama dengan Huawei untuk perangkat keras dan mencabut lisensi Android Huawei.