Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif memperingatkan Amerika Serikat (AS) untuk tidak "memainkan permainan berbahaya" dengan meningkatkan kekuatan militernya di Teluk pada saat retorika berapi-api antara Washington dan Teheran berlanjut.
Zarif mengkritik langkah AS untuk mengerahkan armada kapal perang dan gugus tugas pesawat pengebom awal bulan ini untuk menghadapi ancaman Iran.
Iran memperingatkan bahwa "mengerahkan semua aset militer di daerah kecil di Teluk cenderung berbahaya".
"Kehati-hatian sangat diperlukan dan Amerika Serikat memainkan permainan yang sangat sangat berbahaya," katanya seperti dikutip Ajazeera.com, Rabu (22/5/2019).
Gesekan antara Teheran dan Washington terus meningkat bulan ini, setahun setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 yang melibatkan Iran dan sejumlah negara maju. Berdasarkan kesepakatan itu, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA), Iran sepakat untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan sanksinya dicabut.
Sejak itu, pemerintahan Trump telah "tekanan maksimum" terhadap Teheran, yang dituduhnya sebagai aktor yang tidak stabil di Timur Tengah.
Baca Juga
Kemarin Zarif mengatakan Teheran "bertindak dengan itikad baik" atas JCPOA dan menuduh AS melakukan "perang ekonomi" terhadap Iran dengan menerapkan kembali sanksi dan bergerak untuk mengurangi ekspor minyak Iran menjadi nol.
"Iran tidak pernah bernegosiasi dengan cara paksa. Anda tidak bisa mengancam orang Iran dimanapun, namun harus menghormati melalui satu penghormatan, bukan melalui ancaman," kata Zarif.