Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendorong mahasiswa untuk menghormati hasil pemilu 2019.
Nasir meminta mahasiswa dan perguruan tinggi untuk tidak mudah terprovokasi kelompok- kelompok tertentu yang tidak puas akan hasil pemilu dengan melakukan tindakan yang tidak sesuai koridor konstitusi.
Hal tersebut disampaikan Menteri Nasir dalam acara Dialog Menristekdikti dengan Mahasiswa Kelompok Cipayung Plus tentang Dinamika Pemilu yang dikutip dari siaran pers Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia di Gedung D Kemenristekdikti pada Senin (20/5/2019).
“Serahkan semuanya pada KPU. Mahasiswa melakukan aktivitas di dalam kampus akan lebih baik, karena ini prosedur hukumnya sudah berjalan dengan baik, jadi semua diserahkan pada hukum yang dalam hal ini sudah sesuai dengan amanah konstitusi. Dalam pemilu menang dan kalah itu hal biasa. Bagi yang menang, tidak jumawa sebagai pemenang, yang kalah jangan merasa rendah diri. Mari kita bangun Indonesia ke depan untuk menjadi lebih baik,” ungkap Nasir.
Nasir menyampaikan imbauan tersebut bersama Kelompok Cipayung Plus yang hadir di Gedung D Kemenristekdikti, yang mencakup Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), serta Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (HIKMAHBUDHI), serta Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI).
Nasir menyampaikan mahasiswa dapat mengawasi pemilu 2019 dengan cara melaporkan dugaan kecurangan pemilu 2019 sesuai dengan prosedur hukum, yaitu kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
“Kalau memang terjadi kecurangan, silakan melalui prosedur hukum yang ada, yaitu dilaporkan kepada Bawaslu dan apabila Bawaslu tidak puas, silakan naik ke Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi yang akan menentukan mana yang benar, mana yang salah,” ungkap Nasir.
Dalam kesempatan yang sama Kelompok Cipayung Plus yang diwakili oleh Ketua Umum PP GMKI Corneles Galanjinjinay mengungkapkan para ketua dan seluruh anggota Kelompok Cipayung Plus bersepakat untuk tidak melakukan unjuk rasa pada saat KPU mengumumkan hasil pemilu 2019.
“Kami tegaskan kami sudah konsolidasikan di bawah, mahasiswa tidak akan demo pada 22 Mei. Kita dengan tegas menyatakan bahwa mekanisme demokrasi sudah berjalan. Rakyat sudah menentukan siapa Presiden, siapa pemimpin kita. Penyelenggara sudah bekerja begitu profesional sehingga itu yang kita kawal ke depan. Sampai 22 Mei, mahasiswa ada di belakang penyelenggara, KPU, Bawaslu, dan DKPP," pungkas Ketua Umum PP GMKI Corneles Galanjinjinay.