Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perminyakan Irak Thamer Ghadhban mengatakan, keputusan Exxon Mobil untuk mengevakuasi staf asingnya dari ladang minyak West Qurna 1 di Irak selatan pada Sabtu, (18/5/2019) adalah tindakan yang tidak dapat diterima dan tidak dapat dibenarkan.
"Penarikan beberapa karyawan, meskipun jumlahnya sedikit, untuk sementara tidak ada hubungannya dengan situasi keamanan atau ancaman di ladang minyak di Irak selatan, tetapi itu karena alasan politik," kata Ghadhban dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters, Senin (20/5/2019).
Exxon Mobil, yang memiliki kontrak jangka panjang untuk meningkatkan ladang minyak milik South Oil Company itu, menarik semua staf asing yang berjumlah sekitar 60 orang. Mereka dievakuasi dan diterbangkan ke Dubai.
Baca Juga
Evakuasi dilakukan hanya beberapa hari setelah Amerika Serikat menarik staf dari kedutaan besarnya di Baghdad karena adanya kekhawatiran terhadap ancaman Iran, negara tetangga Irak.
Ghadhban menuturkan, dia telah mengirim surat kepada Exxon Mobil, meminta mereka untuk segera kembali bekerja di ladang minyak selatan, menjelang pertemuan dengan para eksekutif perusahaan akhir pekan ini.
Sebelumnya, Kepala South Oil Company, perusahaan milik negara Irak, Abdul Jabbar memastikan produksi di ladang minyak West Qurna 1 tidak terpengaruh oleh evakuasi staf Exxon dan pekerjaan terus berjalan normal. Dia menambahkan produksi ladang minyak tersebut tetap pada 440.000 barel per hari (bph).