Bisnis.com, JAKARTA - Arab Saudi menyatakan bahwa pihaknya tak ingin berperang, namun siap untuk menghadapai segala ancaman dari Iran setelah pekan lalu aset perminyakannya diduga diserang oleh drone milik negara tersebut.
Riyadh menuduh Teheran memerintahkan serangan drone pada hari Selasa lalu di dua stasiun pompa minyak milik negara itu. Serangan itu diklaim dilakukan oleh kelompok Houtsi dukungan Iran di Yaman.
Serangan tersebut terjadi dua hari setelah empat kapal, termasuk dua kapal tanker minyak Saudi, disabotase di lepas pantai Uni Emirat Arab.
Iran membantah bahwa pihaknya berada di balik serangan yang terjadi ketika Washington dan Republik Islam itu berselisih soal sanksi dan kehadiran militer AS di kawasan itu.
Kondisi tersebut memicu kekhawatiran tentang kemungkinan konflik AS-Iran.
"Kerajaan Arab Saudi tidak menginginkan perang di kawasan itu dan juga tidak mengusahakan hal itu," ujar Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir pada konferensi pers sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Senin (20/5/2019).
Baca Juga
Para pimpinan negara produsen minyak utama bertemu untuk membahas produksi di tengah ketegangan Iran dan AS.
"Kami akan melakukan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah perang ini dan pada saat yang sama menegaskan kembali bahwa jika pihak lain memilih perang, kerajaan akan menanggapi dengan semua kekuatan dan tekad sebagai upaya membela diri dan kepentingan kami," ujar al-Jubeir
Sementara itu, seorang komandan senior militer Iran juga mengatakan negaranya tidak mencari perang, dalam komentar yang dipublikasikan di media Iran, Minggu (19/5/2019).
Pernyataan itu muncul setelah Raja Salman dari Arab Saudi mengundang para pemimpin Teluk dan Arab untuk mengadakan KTT darurat di Mekah pada 30 Mei untuk membahas implikasi dari serangan itu.
"Keadaan kritis saat ini memerlukan sikap Arab dan Teluk yang seragam terhadap tantangan dan risiko yang melanda," menurut pernyataan kementerian luar negeri Uni Emirat Arab.
Armada Kelima Angkatan Laut AS, dalam sebuah pernyataan tentang peningkatan patroli maritim, mengatakan negara-negara Teluk secara khusus telah meningkatkan komunikasi dan koordinasi satu sama lain dalam mendukung kerja sama angkatan laut regional dan operasi keamanan maritim di Teluk Arab.