Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Sri Lanka memperpanjang pemberlakuan jam malam menyusul berbagai kerusuhan setelah terjadinya Bom Paskah pada akhir bulan lalu.
Jam malam diberlakukan untuk hari kedua, Selasa (14/5/2019). BBC melansir Rabu (15/5), polisi telah menahan 60 orang, termasuk pemimpin kelompok penganut Buddha setelah terjadi kerusuhan anti Muslim yang menewaskan 1 orang.
Polisi menyatakan jam malam untuk provinsi di barat laut Sri Lanka akan lebih panjang dibandingkan daerah lainnya. Daerah itu merupakan kawasan yang paling rawan kekerasan.
Baca Juga
Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Colombo, ibu kota Sri Lanka, mendesak pemerintah setempat untuk segera membawa para tersangka ke persidangan dan memastikan situasi saat ini tidak kembali memanas.
Bom Paskah, yang meledak di sejumlah gereja dan hotel pada akhir April 2019, menewaskan setidaknya 250 orang.
Negara Asia Selatan ini tergolong baru merasakan perdamaian setelah perang saudara yang berlangsung selama beberapa dekade berakhir pada 2009. Jumlah warga Muslim di sana mencakup sekitar 10 persen dari total 22 juta penduduk, sedangkan penganut Buddha mendominasi.