Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang Amerika vs China, Petani AS Mulai Terpukul

Petani AS yang merupakan pengekspor utama daging babi dan kedelai mulai terperangkap di tengah perang dagang Presiden Donald Trump dengan China.
Ilustrasi - Mesin pemanen kedelai tengah beroperasi di ladang Brasil/Bloomberg
Ilustrasi - Mesin pemanen kedelai tengah beroperasi di ladang Brasil/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Petani AS yang merupakan pengekspor utama daging babi dan kedelai mulai terperangkap di tengah perang dagang Presiden Donald Trump dengan China.

Para petani bersama dengan industri pendukung selama ini merupakan pemilih utama Trump. Selama 18 bulan sebelum pemilihan presiden, Trump berharap untuk membuat mereka tenang dan mempertahankan dukungan mereka.

Tetapi karena hambatan perdagangan terus menekan lebih dalam atas industri yang sudah menderita harga rendah dan penurunan pendapatan, ada tanda-tanda frustrasi yang memuncak dari mereka seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (15/5/2019

"Petani Patriot kita yang hebat akan menjadi salah satu penerima manfaat terbesar dari apa yang terjadi sekarang," kata Trump, Selasa (14/5/2019), di Twitter.

Dia berharap China akan melakukan kehormatan bagi AS untuk terus membeli ekspor pertanian AS tetapi, jika  tidak maka pemerintah akan berbuat dengan membeli komoditas itu untuk menopang harga.

Kicauan itu muncul sehari setelah China mengumumkan akan menaikkan tarif pada sektor pertanian dan barang-barang manufaktur asal AS senilai US$60 miliar untuk membalas keputusan Trump pekan lalu yang  menaikkan tarif senilai US$200 miliar atas produk China.

Daerah pedesaan pada umumnya lebih konservatif dan memilih Trump saat pemilu, tetapi mereka terguncang oleh konflik yang telah membawa ekspor kacang kedelai ke China khususnya anjlok.

Ekspor tahun lalu turun 75 persen dari 2017, menurut angka Departemen Perdagangan. Selama tahun lalu, mereka menjadi sasaran tidak hanya oleh China tetapi juga Uni Eropa, Kanada dan Meksiko.

Untuk saat ini, sementara banyak yang terus mendukung Trump, yang lain "tidak begitu yakin," menurut Will Rodger, kepala komunikasi untuk Federasi Biro Pertanian Amerika.

American Soybean Association (ASA) mengatakan umumnya mendukung program perdagangan administrasi Trump, hanya saja mereka tak setuju dengan cara yang digunakan.

"Dengan harga tertekan dan stok yang tidak terjual diperkirakan akan berlipat ganda pada panen 2019, petani kedelai tidak bersedia menjadi jaminan kerusakan dalam perang tarif tanpa akhir," kata Presiden ASA Davie Stephens dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.

Banyak yang takut pelanggan China mereka, yang pernah membeli sekitar sepertiga dari tanaman kedelai AS, akan segera membeli lebih banyak lagi dari Brasil.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper