Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Optimistis Soal Prospek Kesepakatan Dagang Dengan China

Dalam cuitannya Trump melanjutkan agenda ‘American First’ untuk pengenaan tarif impor tinggi meminta perusahaan-perusahaan AS mendukungnya dengan mengalihkan bisnis mereka dari China.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters-Jonathan Ernst
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters-Jonathan Ernst

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden AS Donald Trump optimistis tentang prospek kesepakatan perdagangan dengan China sekalipun pemerintahannya memberlakukan tarif impor sebesar 25% untuk semua impor China yang tersisa tanpa ada pembicaraan baru yang dijadwalkan.

Dalam cuitannya Trump melanjutkan agenda ‘American First’ untuk pengenaan tarif impor tinggi meminta perusahaan-perusahaan AS mendukungnya dengan mengalihkan bisnis mereka dari China.

Akan tetapi, dia juga melunakkan nada bicaranya untuk komoditas kedelai dan produk pertanian lainnya dengan meminta Beijing untuk bertindak.

“Ketika waktunya tepat, kami akan membuat kesepakatan dengan China dan itu itu semua akan terjadi, dan jauh lebih cepat daripada yang dipikirkan orang!” ujarnya seperti dikutip Reuters, Rabu (15/5/2019).

“Mudah-mudahan China akan melakukan yang terbaik untuk kami dengan membeli produk pertanian besar kami yang terbaik. Akan tetapi hal itu terjadi kalau negara Anda setuju,” tulisnya dalam posting yang ditujukan kepada petani AS secara langsung.

Trump mengatakan pada Senin bahwa dia berharap untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada pertemuan puncak para pemimpin G-20 di Jepang pada akhir Juni.

Berdasarkan pada jadwal pertemuan yang ditetapkan oleh kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) pada Senin malam, Trump akan berada dalam posisi untuk meluncurkan tarif 25% atas barang China lainnya senilai US$300 miliar lainnya ketika bertemu dengan Xi.

USTR menyatakan akan mengadakan dengar pendapat publik tentang daftar tarif pada 17 Juni mendatang dan dilanjutkan dengan keterangan pers tujuh hari kemudian.

Daftar tersebut mencakup berbagai barang konsumen, mulai dari ponsel dan komputer hingga pakaian dan alas kaki. Akan tetapi tidak termasuk obat-obatan, beberapa senyawa khusus dan mineral langka.

Karena negosiasi untuk menyelesaikan perang dagang AS-China terhenti minggu lalu, Trump meningkatkan tekanan dengan meningkatkan tarif pada Jumat lalu menjadi 25% dari 10% pada daftar impor China sebelumnya yang bernilai US$200 miliar.

China pun membalas pada hari Senin dengan tarif yang lebih tinggi pada daftar produk-produk AS senilai US$60 miliar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper