Bisnis.com, JAKARTA - Ibu Kota Sudan, Khartoum dilanda kerusuhan setelah Dewan Militer dan kelompok-kelompok oposisi mengatakan telah menyetujui struktur kekuasaan untuk transisi negara itu menyusul penggulingan Presiden Omar al-Bashir bulan lalu.
Suara tembakan keras terdengar hingga larut malam, dan Dewan Militer menyatakan seorang perwira polisi militer tewas dan banyak pengunjuk rasa terluka.
Dokter setempat mengatakan beberapa dalam kondisi serius. Dewan Militer menuduh kelompok bersenjata tidak senang dengan kemajuan menuju kesepakatan politik sehingga melepaskan tembakan ke tempat-tempat kegiatan aksi protes.
Para pengunjuk rasa mengatakan kelompok bersenjata tersebut merupakan kelompok kontra-revolusioner yang terkait dengan rezim lama yang menghasut kekerasan sebagimana dikutip Reuters, Selasa (14/5/2019).
Sebelumnya, pasukan paramiliter berpatroli di jalan-jalan. Dengan menggunakan gas air mata dan suara tembakan mereka berupaya menertibkan pelaku aksi protes yang memenuhi jalan.
Dewan Militer Transisi (TMC) dan aliansi oposisi Deklarasi Kebebasan dan Perubahan dijadwalkan bertemu pada hari ini untuk membahas dua poin penting.
Poin itu adalah keseimbangan kekuatan militer-sipil dalam badan transisi dan lamanya transisi sebelum pemilihan.
Para pemrotes mendorong transisi yang dipimpin warga sipil dan terus melakukan demonstrasi menentang Dewan Milier sejak perwira militer memindahkan dan menangkap Bashir pada 11 April.
Mantan pemimpin itu kini menghadapi berbagai penyelidikan kriminal.
Kemarin pagi, polisi dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) membongkar barikade dan membubarkan sekitar 100 pemrotes yang telah memblokir jalan menuju Khartoum Utara ke Jembatan al-Mek Nimir dan pusat ibukota.
Untuk hari kedua para demonstran memblokir Nile Street, jalan besar yang membentang di selatan kawasan Blue Nile dengan menempatkan batu dan pepohonan.
Sementara itu, Asosiasi Profesional Sudan, yang memimpin aliansi oposisi, menuduh TMC memperluas kekuasaannya karena pembicaraan mengenai transisi terhenti.
Hal itu mengancam aksi pembangkangan sipil untuk meningkatkan tekanan pada militer.