Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah warga Amerika Serikat (AS) yang menginginkan agar Presiden Donald Trump dimakzulkan meningkat.
Menurut surveri Reuters/Ipsos yang dirilis Kamis (9/5/2019), jumlah yang menginginkan hal tersebut naik 5 poin persentase menjadi 45 persen sejak pertengahan April. Sementara itu, 42 persen warga memilih kontra dan 13 persen lainnya tidak memberikan pendapat.
Survei yang sama menunjukkan lebih dari separuh responden mengatakan beberapa penyelidikan kongres terhadap Trump telah mengganggu urusan pemerintah.
Namun, survei yang dilakukan Senin (6/5/2019) itu tidak menjelaskan apakah warga Amerika yang lelah dengan tetek bengek penyelidikan menginginkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yang dikendalikan Demokrat, untuk menarik kembali penyelidikan mereka atau terus maju secara agresif.
Pertanyaan tersebut merupakan hal mendesak bagi para pemimpin senior Demokrat di DPR AS, yang telah bergulat dengan apakah akan memulai proses pemakzulan (impeachment), terlepas dari kemungkinan adanya pertentangan di Senat yang dikuasai Partai Republik.
Pada Kamis (9/5), Ketua DPR Nancy Pelosi menekankan kembali bahwa para pemimpin komite investigasi di DPR tengah mengambil pendekatan langkah demi langkah.
“Ini sangat metodis, sangat berbasis Konstitusi. Kami tidak akan mendahului fakta-fakta yang ada ataupun ketinggalan dari fakta-fakta itu,” ujar Pelosi, seperti dilansir Reuters.
Sebagai perbandingan, survei sebelumnya pada 18-19 April menemukan bahwa 40 persen dari seluruh warga Amerika ingin agar Trump dimakzulkan.
Jajak pendapat terbaru pekan ini menunjukkan dukungan yang lebih kuat untuk pemakzulan Trump di antara pendukung Demokrat maupun yang independen.
Survei yang sama juga menunjukkan bahwa 57 persen orang dewasa setuju bahwa penyelidikan lanjutan terhadap Trump akan mengganggu urusan pemerintah yang penting.
Angka itu termasuk sekitar separuh dari pendukung Demokrat dan tiga perempat dari pendukung Partai Republik.
Setelah penyelidikan oleh Penasihat Khusus Robert Mueller tentang campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016, DPR AS melakukan banyak penyelidikan mengenai kepresidenan Trump, keluarga, dan kepentingan-kepentingan bisnisnya.
Sementara itu, Trump menolak untuk mengungkapkan laporan pajaknya, meminta hak istimewa eksekutif untuk tidak mengungkapkan laporan Mueller, dan mengajukan tuntutan hukum untuk menghalangi pihak penyelidik DPR.
“Itu menjadi semacam pertunjukan sirkus di Washington,” ujar Fatima Alsrogy, 36, seorang desainer kaos dari Dallas yang ambil bagian dalam survei tersebut. “Ada begitu banyak hal lebih penting yang perlu diperhatikan negara saat ini.”
Alsrogy, seorang independen, sendiri berpikir Trump harus dimakzulkan. Namun dia juga berharap anggota parlemen akan berbuat lebih banyak untuk meningkatkan sistem perawatan kesehatan bagi wiraswasta seperti dia.
Survei Reuters/Ipsos ini dilakukan secara online dalam bahasa Inggris, di seluruh Amerika Serikat. Jajak pendapat ini menghimpun respons dari 1.006 orang dewasa dan memiliki interval kredibilitas, ukuran ketepatan, sekitar 4 poin persentase.