Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

1.700 Warga Palestina Terancam Diamputasi

Kurangnya dana kesehatan di Gaza membuat 1.700 warga Palestina yang tertembak oleh pasukan keamanan Israel terancam harus diamputasi dalam 2 tahun ke depan.
Roket ditembakkan dari Gaza ke wilayah Israel./Reuters/Mohammed Salem
Roket ditembakkan dari Gaza ke wilayah Israel./Reuters/Mohammed Salem

Bisnis.com, JAKARTA - Kurangnya dana kesehatan di Gaza membuat 1.700 warga Palestina yang tertembak oleh pasukan keamanan Israel terancam harus diamputasi dalam 2 tahun ke depan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Koordinator Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Palestina Jamie McGoldrick.

McGoldrick mengatakan, sebanyak 29.000 warga Palestina terluka dalam aksi protes pada tahun lalu dan 7.000 di antaranya mendapat luka tembak, paling banyak di kaki bagian bawah.

"Ada 1.700 orang yang membutuhkan operasi serius dan rumit agar mereka dapat berjalan lagi," kata McGoldrick dikutip dari Reuters, Kamis (9/5/2019).

“Mereka adalah orang-orang yang tertembak selama demonstrasi dan membutuhkan rehabilitasi serta operasi rekonstruksi tulang yang sangat serius dan kompleks selama 2 tahun sebelum mereka mulai merehabilitasi diri mereka sendiri."

Tanpa semua prosedur tersebut, kata McGoldrick, orang-orang tersebut berisiko untuk diamputasi. Dalam kurun setahun terakhir ini, tercatat sudah ada 120 orang diamputasi. Dari jumlah tersebut 20 di antaranya adalah anak-anak.

McGoldrick menambahkan sistem kesehatan di Gaza tidak memadai dan banyak peralatan medis sudah usang. Selain itu, banyak profesional medis yang meninggalkan Gaza karena menemukan peluang di tempat lain.

Di sisi lain, menurutnya, saat ini rumah sakit pendidikan di sana hanya mengajarkan pengobatan trauma, sementara para dokter di lapangan tidak memiliki kemampuan untuk menangani pasien dengan risiko amputasi.

Adapun saat ini, lembaga bantuan untuk Palestina mengalami krisis pendanaan. PBB tengah mencari kekurangan dana kesehatan yang mencapai US$20 juta atau sekitar Rp287 miliar.

Sementara itu, kurangnya dana untuk World Food Program (WFP) dan United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA), juga membuat pasokan makanan untuk 1 juta warga Palestina terancam terganggu.

"Jika itu (pasokan makanan) berhenti, tidak ada alternatif bagi mereka untuk mendapatkan makanan dari sumber lain karena mereka tidak memiliki daya beli," kata McGoldrick.

Juru bicara WFP Herve Verhoosel mengatakan, kurangnya dana membuat WFP harus memotong bantuan untuk 193.000 orang tahun ini di Tepi Barat dan Gaza. Sebanyak 27.000 orang tidak mendapatkan apa-apa dan sisanya hanya mendapat US$8 per bulan, bukan US$10 seperti biasanya.

Sekitar 2 juta warga Palestina tinggal di Gaza. Perekonomian di sana memprihatinkan karena blokade Israel dan Mesir serta pemotongan bantuan asing baru-baru ini. Pengeluaran rata-rata keluarga di Gaza mencapai US$4000 per bulan, sementara gaji mereka rata-rata hanya US$400 per bulan. Sebanyak 54 persen populasi di sana menganggur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper