Bisnis.com, JAKARTA – Produksi minyak yang merosot sangat tajam memaksa Venezuela mengimpor minyak mentah untuk pertama kalinya dalam 5 tahun terakhir.
Dilansir Bloomberg, output minyak di Venezuela turun di bawah 1 juta barel per hari ke level terendah dalam 16 tahun terakhir pada Maret, di tengah pemadaman bergilir dan sanksi dari Amerika Serikat (AS).
Ketika gangguan listrik menutup ladang minyak, saluran pipa minyak dan pelabuhan, menghentikan infrastruktur minyak, perusahaan BUMN Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) membeli satu kargo minyak mentah dari sesama anggota OPEC, Nigeria.
Hampir 1 juta barel minyak mentah ringan Agbami dari Nigeria mulai digelontorkan pada Selasa (23/4/2019) dan dapat membantu mengimbangi penurunan produksi domestik negara ini.
PDVSA juga dapat menggunakan minyak yang lebih ringan sebagai pengencer minyak mentah Venezuela sehingga dapat lebih mudah diekstraksi dari reservoir bawah tanah.
Aliran yang dicampur dengan minyak ringan tersebut dipasarkan sebagai Merey 16, minyak ekspor utama Venezuela dan digunakan untuk menghitung harga minyak OPEC.
Kargo minyak Agbami kemungkinan akan digunakan untuk memproduksi Merey karena produksi minyak ringan domestik telah menurun selama bertahun-tahun. Menurut data resmi terbaru yang tersedia, produksi minyak turun setengahnya antara tahun 2006 dan 2016 menjadi 313.000 barel per hari.
Venezuela terakhir kali mengimpor minyak mentah pada 2014 dari Aljazair untuk dicampur dengan minyak berat dan menjadi minyak jenis Blend 16. PDVSA menghentikan campuran tersebut di tengah ketidaksepakatan dengan perusahaan minyak negara Aljazair, Sonatrach, dan keluhan dari penyuling AS.