Bisnis.com, JAKARTA - Hasil perhitungan sementara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 05 Kebayoran Baru menunjukkan pasangan calon (paslon) 01 Jokowi dan Amin menang telak atau sebanyak 75,66 persen dari suara yang masuk di TPS tersebut. Adapun, paslon 02 meraup suara sebesar 21,16 persen.
Adapun, jumlah surat suara tidak sah mencapai tiga surat suara atau 1,58 persen. Perhitungan tersebut belum rampung lantaran masih ada tiga surat suara yang belum terhitung.
"Miss 3 surat suara, nanti kita lihat di kotak-kotak suara [lainnya sembari menghitung surat suara di kotak tersebut]," ujar Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 05 Kebayoran Baru Saskia Ubaidi, Rabu (17/4/2019).
Di sisi lain, jumlah partisipasi pemilihan umum (pemilu) pada TPS 05 Kebayoran Baru meningkat pada Pemilu serentak untuk kursi Eksekutif dan legislatif periode 2019--2024.
KPPS TPS 05 Kebayoran baru menilai peningkatan ini disebabkan oleh adanya pemilihan presiden dan pemilu yang dilaksanakan berbarengan dengan pemilihan kursi legislator.
Ketua KPPS TPS 05 Kebayoran Baru Saskia Ubaidi mengatakan warga yang memilih di TPS-nya menganggap pemilihan presiden lebih menarik dibandingkan dengan pemilihan kepala daerah. Selain itu, menurutnya, banyak warga yang bekerja di luar kota tidak memilikijin mencoblos karena tidak dilaksanakan secara serentak.
"[Kali ini] ada peningkatan [jumlah pemilih] karena antusiasme warga [tinggi]," ujarnya, Rabu (15/4/2019).
Seperti diketahui, TPS 05 Kebayoran Baru berlokasi tepat di depan kediaman Ketua Umum Partai Golkar. Pada TPS tersebut, jumlah pemilih yang datang sejumlah 189 orang atau 64,72% dari total pemilih di TPS 05 Kebayoran Baru sebanyak 292 orang.
Secara komposisi, pemilih di TPS 05 Kebayoran Baru dibagi ke tiga kelompok yakni Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 276 orang, Daftar Pemilih Tambahan sebanyak 13 orang, dan Daftar Pemilih Khusus sebanyak 3 orang. Di sisi lain, pemilih yang tidak hadir seluruhnya berasal dari DPT sebanyak 37,31 persen dari total DPT atau 103 orang.
Saskia menjelaskan banyaknya pemilih yang tidak hadir tersebut disebabkan oleh pemilih yang sedang tidak mampu datang karena berada di luar negeri maupun sakit. Namun demikian, lanjutnya, mayoritas pemilih yang tidak hadir merupakan kawula muda.
"biasanya yang tidak bisa hadir kebetulan mahasiswa, sedang [ bersekolah di] SMP, [maupun bersekolah di] SMA," ujarnya.