Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Bilang Janji Prabowo Ekonomi Tumbuh Double Digit, Mimpi Siang Bolong

Faktanya ekonomi Indonesia bergantung pada ekonomi dunia yang saat ini juga diramalkan mengalami penurunan pertumbuhannya.
Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (7/4/2019)/Feni Frecinetia/Bisnis
Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (7/4/2019)/Feni Frecinetia/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai bahwa pernyataan capres Prabowo Subianto yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia double digit bagaikan orang bermimpi di siang bolong alias tidak masuk akal.

"[Pertumbuhan double digit] Itu mimpi siang bolong, hanya jual janji bombastis," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (12/4/2019).

Pasalnya, kata Bhima, faktanya ekonomi Indonesia bergantung pada ekonomi dunia yang saat ini juga diramalkan mengalami penurunan pertumbuhannya.

Sementara itu, butuh waktu lama untuk memulihkan sektor industri yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian.

"Kalau janji mah gampang. Dulu tahun 2014 Pak jokowi juga janji rata-rata 7 persen. Tapi realisasinya berat, karena ekonomi global tidak support," jelasnya.

Terlebih sekarang, lanjut dia, dengan kondisi trade war atau perang dagang dan beberapa negara masuk sinyal resesi, maka untuk tumbuh doubel digit lima tahun ke depan pun sulit.

"Saran saya dari pada pasang target tinggi dan bombastis, lebih baik publik ditawarkan langkah taktis yang jelas dan terukur," ujarnya.

Seperti diketahui bahwa capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, disela pidato kebangsaan di Surabaya, Jumat (13/4/2019), menjanjikan pertumbuhan ekonomi Tanah Air bisa tumbuh hingga double digit.

Semula, Prabowo menegaskan bahwa dirinya bukan orang yang pesimis, tapi termasuk orang yang optimistis.

Kemudian, dirinya menyinggung soal pertumbuhan ekonomi Indonesia yang saat ini hanya di level 5 persen. Atas hal itu, dirinya mengaku tak puas dan menjanjikan bisa double digit.

"Mereka mungkin puas dengan 5 persen pertumbuhan. Kita tidak puas. Kita mau pertumbuhan double digit. Kita tidak mau jadi kacung bangsa lain," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper