Bisnis.com, JAKARTA - Majelis Konstituen Venezuela pada Selasa (2/4/2019) melucuti kekebalan parlemen Juan Guaido, sehingga melicinkan jalan kemungkinan penangkapan dan penghukuman pemimpin oposisi Venezuela tersebut.
Majelis tersebut, atas permintaan Maikel Moreno --Presiden Pengadil Tinggi Kehakiman (TSJ), mengadakan pertemuan guna melakukan pembahasan untuk melucuti kekebalan Guaido dari hukuman, demikian laporan Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu (3/4/2019) malam. Usul itu disetujui dengan suara bulat oleh semua anggota Parlemen.
Guaido, pemimpin Majelis Nasional Venezuela, dituduh melakukan pelanggaran larangan perjalanan yang diberlakukan atas dirinya dengan mengunjungi Kolombia.
Ia melakukan perjalanan ke sana sehari sebelum satu upaya dilancarkan untuk membawa "bantuan kemanusiaan yang disediakan AS" ke Venezuela pada 23 Februari.
Ia belakangan mengunjungi Brazil, Paraguay, Argentina, dan Ekuador sebelum kembali ke Venezuela pada 4 Maret, dan tak mengalami kesulitan untuk masuk kembali ke negeri tersebut.
Venezuela telah diguncang protes sejak 10 Januari, ketika Presiden Nicolas Maduro diambil sumpahnya untuk masa jabatan kedua setelah pemungutan suara yang diboikot oleh oposisi.
Ketegangan meningkat ketika Guaido mengumumkan diri sebagai Penjabat Presiden pada 23 Januari --tindakan yang didukung oleh AS dan banyak negara Eropa serta Amerika Latin.
Turki, Rusia, China, Iran, Bolivia dan Meksiko telah memberi dukungan buat Maduro.