Bisnis.com, JAKARTA - Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan tidak akan mengirim delegasi mereka ke China untuk menghadiri forum Belt and Road bulan ini di tengah kekhawatiran tentang skema pembiayaan untuk inisiatif tersebut.
Diplomat top China, Yang Jiechi, mengatakan pada Sabtu (30/3), bahwa hampir 40 pemimpin negara akan ambil bagian dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) yang akan diadakan di Beijing pada akhir April.
KTT pertama untuk Belt and Road, yang membangun kembali Jalan Sutra lama untuk menghubungkan China dengan Asia, Eropa dan sekitarnya dengan belanja infrastruktur besar-besaran, diadakan pada 2017 dan dihadiri oleh Matt Pottinger, pejabat senior Gedung Putih untuk Asia.
Namun, tidak ada rencana serupa tahun ini.
"Kami tidak akan mengirim pejabat tingkat tinggi dari Amerika Serikat," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Robert Palladino, dikutip melalui Reuters, Rabu (3/4/2019).
Palladino menyampaikan, mereka akan terus menyuarakan kekhawatiran tentang praktik pembiayaan yang tidak jelas, tata kelola yang buruk, serta sikap abai terhadap norma dan standar yang diterima secara internasional.
"Kami telah berulang kali meminta China untuk mengatasi masalah ini," tambah Palladino.
Seorang sumber yang familiar dengan masalah ini mengatakan, Washington sedang mempertimbangkan untuk mengirim staf tingkat rendah dari kedutaan AS untuk mengamati dan mencatat konferensi tetapi tidak untuk berpartisipasi, meskipun keputusan akhir belum dibuat.
Inisiatif Belt and Road yang dicanangkan Presiden Xi Jinping ini, terbukti kontroversial di banyak negara di barat, khususnya AS, yang memandang program ini sebagai cara untuk menyebarkan pengaruh China di luar negeri dan membebani negara-negara dengan utang melalui proyek-proyek yang tidak transparan.
Diplomat top China, Yang Jiechi, mengatakan bahwa ini adalah prasangka buruk terhadap China, dia mengatakan bahwa mereka tidak pernah memaksakan utang pada para anggota dan inisiatifnya adalah untuk mempromosikan pengembangan bersama.
Yang tidak menyebut nama-nama pemimpin negara yang akan hadir, tetapi tetapi beberapa sekutu terdekat China telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan datang.
Termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen.
“Belt and Road adalah inisiatif terbuka, inklusif, dan transparan. Kami selalu menyambut negara-negara yang berpikiran sama untuk ikut serta, dan bersama-sama membangun, Sabuk dan Jalan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang.
Amerika Serikat sangat kritis terhadap keputusan Italia untuk ikut serta pada inisiatif tersebut bulan ini, ini merupakan keikutsertaan yang pertama dari negara G7.
Washington melihat China sebagai saingan strategis utama dan pemerintahan Trump telah menarik Beijing ke dalam perang tarif yang sengit.