Bisnis.com, KUPANG - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Victor Bungtilu Laiskodat berseloroh bahwa orang yang bekerja membangun dan membesarkan NTT dijamin akan masuk surga setelah mati, karena NTT berbeda dengan provinsi lainnya di Indonesia.
"Syarat masuk surga adalah membantu orang-orang susah. Bukan orang-orang kaya yang kita bantu. Di NTT banyak orang susah. Jadi, kalau ada yang membantu orang-orang susah di sini pasti masuk surga," katanya di sela-sela acara groundbreaking proyek Terminal LPG Tenau Kupang, NTT, Senin (1/4/2019).
Dia mengatakan, bahwa NTT berbeda dengan provinsi lainnya di Indonesia karena tingkat kemiskinan yang masih sangat tinggi. Dari sekitar 5 juta penduduk NTT, ungkapnya, lebih dari 1 juta penduduk hidup dalam garis kemiskinan. Dengan perbandingan jumlah penduduk ini, NTT masuk dalam lima besar provinsi termiskin di Indonesia.
Oleh karena itu, ucapnya, mereka yang membantu NTT keluar dari garis kemiskinan atau setidaknya bekerja untuk dirinya sendiri keluar dari garis kemiskinan merupakan suatu usaha yang tidak setiap orang di provinsi lain sanggup melakukannya.
"Menjadi gubernur di NTT itu harus inovatif, karena kalau jalan pikirannya linear susah maju provinsi ini. Kita sedang membangun bangsa. Kalau ada yang tanya Pertamina hebat di sini tapi kok penduduk NTT-nya masih miskin? Itu artinya gubernurnya tolol," ucar Laiskodat disambut tawa para hadirin.
Oleh karena itu, dia mengusulkan agar BPD Bank NTT menjadi bank persepsi untuk kegiatan BUMN, sehingga bisa menjadi tambahan pendapatan asli daerah (PAD) bagi Pemprov NTT.
Dia menjelaskan, setiap kegiatan BUMN yang memiliki efek berganda (multiplier effect) di NTT agar bersedia menyimpan dana mereka di BPD Bank NTT.
Laiskodat mencontohkan, kegiatan Pertamina dalam membangun Terminal LPG Tenau di Kupang membutuhkan investasi besar, sehingga BUMN migas ini diharapkan dapat menjadi pelopor menyetorkan uangnya di Bank NTT.
"Fungsi gubernur NTT sekarang harus membuat maju provinsinya yang miskin ini. Bila perlu, tidak masalah gubernur mencari remahan-remahan proyek dengan menjadi sales and marketing untuk BPD-nya. Oleh karena itu, kami meminta Pertamina ikut membantu Bank NTT. Kalaulah ada Rp200 miliar--Rp300 miliar dari Pertamina, itu bagus," ucapnya.
Dikatakan, kurang bijak jika BUMN yang berinvestasi dan berkegiatan ekonomi di suatu provinsi tertentu malah meletakkan dananya yang besar ke kalangan perbankan BUMN raksasa seperti Bank Mandiri, Bank BRI, hingga Bank BNI. Pada saat yang sama, pemerintah melalui bank-bank besar tersebut melupakan peran vital bank daerah dalam menggenjot perekonomian.
Saat ini, Laiskodat mengaku pusing karena pada tahun ini Pemprov NTT menetapkan target PAD sebesar Rp23 triliun dan laba bersih hingga Rp300 miliar.
"Saya bilang bahwa Bank NTT harus hidup tapi sekarang tampaknya dilupakan [pemerintah pusat]. Kalau saja yang remah-remah tadi masuk Bank NTT, pasti akan hidup," ujarnya.