Bisnis.com, JAKARTA - Penyelidik kecelakaan Boeing Co 737 MAX di Ethiopia telah menemukan fakta kesamaan yang mencolok sebab jatuhnya pesawat dengan kejadian serupa di Indonesia beberapa waktu sebelumnya.
Dikutip dari Reuters, Selasa (19/3/2019), bencana Ethiopian Airlines delapan hari yang lalu menewaskan 157 orang. Kejadian itu menyusul jatuhnya pesawat serupa milik maskapai Lion Air di Indonesia, sehingga memicu penyelidikan berisiko tinggi untuk industri penerbangan.
Analisis perekam kokpit menunjukkan data "angle of attack" -nya "sangat, sangat mirip" dengan jet Lion Air yang jatuh tak jauh dari Jakarta pada Oktober, menewaskan 189 orang. Informasi itu diungkapkan seorang yang terlibat dengan penyelidikan tersebut.
Sudut serangan adalah parameter mendasar dari penerbangan, mengukur derajat antara aliran udara dan sayap. Jika terlalu tinggi, itu bisa melempar pesawat ke kekacauan aerodinamis.
"Jika itu masalahnya, itu memang meningkatkan kemungkinan bahwa ada kejadian serupa antara Lion Air dan kecelakaan Ethiopian Airlines," kata Clint Balog, seorang profesor yang berbasis di Montana di Embry-Riddle Aeronautical University.
Respons komputer dek penerbangan terhadap sensor angle-of-attack yang tampaknya salah adalah inti dari penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap kecelakaan Lion Air.
Kementerian Transportasi Ethiopia, otoritas kecelakaan udara BEA Prancis dan Administrasi Penerbangan AS (FAA) semuanya menunjuk ke kesamaan antara dua bencana, tetapi pejabat keselamatan menekankan penyelidikan berada pada tahap awal.
"Semuanya akan diselidiki," kata juru bicara Kementerian Transportasi Ethiopia Musie Yehyies kepada Reuters.
Kedua pesawat itu 737 MAX 8 dan jatuh beberapa menit setelah lepas landas dengan pilot yang melaporkan masalah kontrol penerbangan.
Sistem otomatis baru dalam model 737 MAX yang memandu hidung bagian bawah untuk menghindari kemacetan, sementara Boeing telah mengajukan pertanyaan dalam kasus Lion Air tentang apakah kru menggunakan prosedur yang benar.
Pembuat undang-undang dan ahli keselamatan bertanya bagaimana regulator secara menyeluruh memeriksa sistem dan seberapa baik pilot di seluruh dunia dilatih untuk itu.