Bisnis.com, JAKARTA - Pengawasan terhadap sel tidur terorisme, sebutan untuk anggota jaringan teroris yang tidak aktif, membuahkan hasil. Tim Densus 88 Antiteror Polri menemukan jejak komunikasi dua terduga teroris R alias Putra Syuhada (23) yang ditangkap di Lampung dan PK alias Salim Salyo yang ditangkap di Kalimantan Barat akhir pekan lalu.
"Meskipun mereka lone wolf atau sel tidur yang sendiri, pihak Densus 88 mulai menemukan jejak komunikasi dengan beberapa orang. Ini akan dikembangkan," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/3/2019).
Densus 88 serta satgas antiterorisme dan radikalisme Polda dikatakan Dedi akan berupaya memitigasi dan mengantisiapsi potensi aksi beberapa kelompok teroris.
Dari keterangan dua tersangka, para pemuda yang terpapar paham Jamaah Ansharut Daulah (JAD) itu akan melakukan aksi amaliyah dalam rangka melakukan aksi terorisme lanjutan.
PK alias Salim Salyo ditangkap pada Minggu (10/3) di Kalimantan Barat sebelum diduga akan merampok bank di Jawa Timur untuk kegiatan terorisme.
Saat penangkapan Salim, Densus 88 juga menemukan bom rakitan yang terdiri atas paku, baut, potasium dan kaleng. Dengan bom rakitan tersebut, PK diduga akan melakukan tindakan amaliah menyasar aparat Kepolisian RI.
Selain PK, terduga teroris R alias Putra Syuhada (23) yang ditangkap di kediamannya Kedaton, Bandarlampung, pada Sabtu (9/3) kini sedang dalam proses pemeriksaan oleh Densus 88.
Satgas antiterorisme yang ada di polda dan Densus 88 terus memitigasi dan mengantisipasi sel tidur teroris, khususnya dalam kontestasi pemilu agar tidak ada kekacauan yang ditimbulkan oleh para teroris.