Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Abdul Kadir Karding menyebutkan bahwa upaya membebaskan Siti Aisyah dari tuduhan membunuh Kim Jong Nam, kakak tiri dari Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada 13 Februari 2017, merupakan angin segar bagi perlindungan para pekerja migran Indonesia di luar negeri.
"Hal ini menunjukkan komitmen yang serius dari pemerintah melindungi dan menjaga warga negaranya di dalam maupun di luar negeri," ungkap Karding melalui keterangan resminya, Selasa (12/3/2019).
"Sejak kasus penangkapan Siti Aisyah terjadi pada 2017, Pak Jokowi telah memberi perhatian yang sungguh-sungguh dan memerintahkan jajarannya untuk menyelamatkan Aisyah," tambah Karding.
Seperti diketahui, sebelumnya Aisyah meyakini bahwa apa yang dilakukannya terhadap Kim Jong Nam hanya untuk kepentingan acara reality show prank (gurauan), dan sama sekali tidak berniat melakukan pembunuhan.
"Salah satu usaha serius Pak Jokowi untuk pembebasan Aisyah saat ia bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia pada 29 Juni 2018 di Istana Bogor. Saat itu Jokowi meminta Mahatir Muhammad untuk melindungi para pekerja migran Indonesia di Malaysia," jelas Karding.
Selain itu, Karding menilai Presiden Jokowi bukan hanya bersungguh-sungguh dalam memberi perlindungan hukum bagi pekerja migran Indonesia. Presiden juga memikirkan kesejahteraan mereka, bahkan memikirkan pendidikan anak-anak pekerja migran yang ditinggal orang tuanya.
"Misalnya, mendorong pembentukan pusat pembelajaran masyarakat [Community Learning Center] di Malaysia diperluas," jelas Karding.
Bahkan, Jokowi memprioritaskan mendorong penciptaan lapangan kerja di Tanah Air agar jumlah pekerja migran di Indonesia semakin berkurang dan anak-anak Indonesia bisa tetap mendapat perhatian dan kasih sayang yang utuh dari orang tuanya.
"Pembebasan Siti Aisyah menunjukkan bahwa negara di bawah pemerintahan Jokowi akan selalu hadir guna menyelesaikan persoalan-persoalan rakyat di mana pun berada, termasuk para buruh migran," tutup Karding.