Bisnis.com, JAKARTA – Warga Venezuela terlihat berbaris untuk membeli air dan bahan bakar pada Minggu (10/3/2019), yang merupakan hari keempat pemadaman listrik skala nasional.
Dilansir Reuters, pihak berwenang mengungkapkan hanya dapat menyediakan akses listrik darurat sejak pemadaman dimulai pada Kamis (7/3). Presiden Nicolas Maduro menuding pemadaman ini sebagai tindakan sabotase oposisi yang didukung AS.
Orang-orang mengantre membeli air minum sat pemadaman di Puerto Ordaz/Reuters
Pemerintah pada hari Minggu menutup seluruh kegiatan sekolah dan bisnis untuk hari berikutnya, tanpa memberikan kejelasan kapan situasi ini akan berakhir. Hal ini menimbulkan kegelisahan banyak orang yang makin meluas seiring berjalannya waktu.
Pemadaman listrik terburuk di negara itu terjadi ketika Maduro menghadapi hiperinflasi dan krisis politik yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pemimpin oposisi Juan Guaido pada Januari meminta konstitusi untuk mengambil alih kepresidenan setelah menyatakan pemilihan ulang 2018 Maduro sebagai penipuan.
Penduduk yang marah di wilayah Chacao, Caracas, pada hari Minggu mendirikan barikade di sepanjang jalan utama dan di pinggir jalan untuk memprotes berlanjutnya pemadaman listrik.
"Makanan yang kami miliki di lemari es kami sudah busuk, usaha tutup, tidak ada komunikasi, bahkan tidak ada sinyal telepon seluler," ungkap Ana Cerrato, (49 tahun), yang tengah berdiri di depan tumpukan kawat dan puing.
"Kami butuh bantuan! Kami berada dalam krisis kemanusiaan!" teriaknya, seperti dikutip Reuters.
Orang-orang yang ditahan oleh pasukan keamanan berbaring di jalan Caracas/Reuters
Antrean kendaraan pribadi dan bis di stasiun bahan bakar mengular hingga berblok-blok jauhnya. Sementara itu, sejumlah orang berdiri di bawah terik matahari untuk membeli air minum, yang semakin langka menyusul pemadaman lilstrik tersebut.
Perusahaan minyak negara PDVSA mengatakan pada hari Minggu bahwa pasokan bahan bakar terjamin. Tetapi hanya sekitar 100 dari 1.800 stasiun pengisian bahan bakar di negara itu yang beroperasi karena pemadaman.
Sementara itu, sejumlah pedagang mulai memberikan keju, sayuran, dan daging secara cuma-cuma kepada penduduk karena tidak bisa menyimpannya di dalam lemari es, sedangkan penjarahan mulai melanda pertokoan.
Salah satu supermarket di Caracas bagian tenggara dijarah pada Minggu malam, memicu baku tembak dengan polisi dan pasukan Garda Nasional, menurut saksi mata dan karyawan yang diwawancara Reuters. Para penjarah umumnya mengincar bahan makanan.
Kerusakan di supermarket di Caracas setelah dijarah/Reuters
Tak hanya supermarket, toko kelontong yang menjual barang-barang rumah tangga juga ikut dijarah. Pihak Garda Nasional telah menangkap lebih dari 40 orang di tempat kejadian atas penjarahan ini.
Sebelumnya, Manuel Caldeira, seorang pemilik supermarket kecil di Caracas wilayah barat mengaku tokonya dijarah pada Sabtu malam setelah pengunjuk rasa memblokade jalan dan bentrok dengan polisi.
"Mereka mengambil makanan, mereka memecahkan etalase, mereka mencuri timbangan dan mesin kasir. Saya tidak di sini (ketika itu terjadi), saya tiba di sini dan menemukan semuanya hancur berantakan," ungkapnya.