Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Patok Pertumbuhan Terendah dalam Tiga Dekade

China menetapkan target pertumbuhan ekonomi terendah dalam tiga dekade ini setelah PM Li Keqiang memperingatkan sejumlah tantangan "berat" yang dihadapi ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Presiden China Xi Jinping (tengah), Perdana Menteri (PM) Li Keqiang (kanan), dan Chairman Kongres Rakyat Nasional Li Zhansu (kiri) menyanyikan lagu nasional China dalam upacara peringatan 40 tahun reformasi China di Great Hall of the People, Beijing, China, Selasa (18/12/2018)./Reuters-Jason Lee
Presiden China Xi Jinping (tengah), Perdana Menteri (PM) Li Keqiang (kanan), dan Chairman Kongres Rakyat Nasional Li Zhansu (kiri) menyanyikan lagu nasional China dalam upacara peringatan 40 tahun reformasi China di Great Hall of the People, Beijing, China, Selasa (18/12/2018)./Reuters-Jason Lee

Bisnis.com, JAKARTA - China menetapkan target pertumbuhan ekonomi terendah dalam tiga dekade ini setelah PM Li Keqiang memperingatkan sejumlah tantangan "berat" yang dihadapi ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Dia menetapkan pertumbuhan ekonomi negara itu sebesar 6% hingga 6,5%, atau turun dari target 6,5% pada tahun lalu. 

Pada tahun 1990, China pernah mencatat pertumbuhan merosot menjadi 3,9% karena sanksi internasional yang dipicu oleh aksi protes di Lapangan Tiananmen. Sedangkan pertumbuhan pada 2018 adalah 6,6%, atau yang terendah sejak 1990.

Li mengatakan bahwa “dalam mengejar pertumbuhan pembangunan tahun ini, pihaknya akan menghadapi lingkungan yang lebih suram dan lebih rumit serta risiko dan tantangan yang lebih besar”. 

Hal itu disampaikannya dalam laporan yang akan diberikan pada pembukaan Kongres Rakyat Nasional pada hari ini sebagaimana dikutip TheGuardian.com, Selasa (5/3/2019).

"Kita harus sepenuhnya siap untuk perjuangan yang sulit," katanya, sesuai isi sambutan yang telah disiapkan.

 Li juga mengubah target PDB baru China menjadi angka tertentu, yang pernah terjadi hanya sekali sebelumnya, pada tahun 2016 ketika pertumbuhan melambat.

Menjelaskan "tantangan berat" yang dihadapi China pada tahun lalu, Li menyalahkan risiko internal dan eksternal termasuk "meningkatnya proteksionisme dan unilateralisme".

Dia menyoroti sanksi AS dan lambatnya permintaan domestik. 

“Tekanan pada ekonomi China terus meningkat, pertumbuhan konsumsi melambat, dan pertumbuhan investasi yang efektif tidak memiliki momentum. Ekonomi riil menghadapi banyak kesulitan, ”kata Li.

Karena ekonomi melambat, para pejabat paling khawatir tentang pengangguran massal dan prospek ketidakpuasan sosial dan ketidakstabilan. Li menjanjikan pengurangan pajak untuk manufaktur, transportasi, dan sektor-sektor lain serta langkah-langkah untuk meningkatkan lapangan kerja. 

Dia juga mengatakan pendanaan untuk bisnis swasta akan meningkat selain berjanji untuk meningkatkan pinjaman oleh bank-bank BUMN untuk usaha kecil dan mikro lebih dari 30%.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper