Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jongun tengah menghadiri pertemuan tingkat tinggi putaran kedua sejak setahun lalu.
Pihak AS mengharapkan untuk membuat kemajuan pada program denuklirisasi Pyongyang.
KTT ini diselenggarakan di Hanoi dengan perencanaan yang sedikit terburu-buru setelah Trump mengumumkan rencana pertemuan pada 8 Februari lalu, Gedung Putih bahkan tidak berharap banyak dari agenda ini.
Kemungkinan hasil pertemuan yang dapat dicapai termasuk deklarasi akhir dari perang antara AS dengan Korea Utara, sebuah perjanjian tidak mengikat yang mungkin tidak dapat secara resmi menggantikan gencatan senjata 1953 yang mengakhiri Perang Korea.
Kedua pemimpin dijadwalkan untuk menandatangani perjanjian bersama sekitar pukul 14.00 waktu setempat disusul dengan rencana Trump untuk melakukan konferensi pers pada pukul 16.00.
Trump mengatakan dia tidak terburu-buru menunggu Pyongyang menyerahkan senjata nuklirnya, dia bahkan sedikit menurunkan ekspektasinya terhadap KTT ini dan menyatakan bahwa perundingan jangka panjang akan lebih efektif.
"Saya tidak bisa berbicara dengan pasti hari ini, namun dalam jangka panjang kita akan memiliki kesuksesan yang fantastis," kata Trump pada konferensi pers pembuka KTT, seperti dikutip melalui Bloomberg, Kamis (28/2).
"Kecepatan tidak terlalu penting bagi saya, kami idak terburu-buru. Kami hanya ingin melakukan kesepakatan yang tepat,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Kim menanggapi pertanyaan wartawan AS yang hadir pada konferensi pers. Ketika ditanya apakah dia percaya diri dengan hasil KTT kali ini, dalam bahasa Korea dia menjawab memiliki firasat baik terhadap hasil dari pertemuan dengan Trump.
"Ada orang yang masih skeptis tentang pertemuan ini. Mereka semua akan menonton momen ini bersama seolah-olah mereka menonton film fantasi. Izinkan saya meyakinkan Anda bahwa saya akan melakukan yang terbaik untuk membawa hasil yang baik," ujar Kim.
Saat ini Trump dan Kim tengah melakukan pembicaraan di hotel bersejarah, Sofitel Legend Metropole,di Hanoi. Setelah pertemuan empat mata, mereka diagendakan untuk bergabung dengan para pejabat pemerintah termasuk Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
