Bisnis.com, JAKARTA -- General Electric Co mengambil langkah besar untuk mengurangi beban utang sebesar US$121 miliar dengan menjual bisnis biofarma yang mereka rintis dan berkembang pesat.
Raksasa industri itu sepakat untuk menjual bisnis biofarma kepada Danaher Corp dengan total pertimbangan US$21,4 miliar menurut sebuah pernyataan, Senin (25/2).
Danaher akan membayar pembelian GE dengan uang tunai dan $ 3 miliar yang diperoleh dari penawaran saham, ditambah utang atau kredit baru.
Transaksi diperkirakan akan selesai pada kuartal keempat tahun ini.
Menyusul kabar tersebut, saham GE melonjak 6,4% ke level US$10,82 pada penutupan perdagangan di New York, level tertinggi sejak 29 Oktober 2018.
CEO General Electric Larry Culp membatalkan rencana spin off bisnis kesehatan sementara GE memilih untuk fokus pada penyelesaian kesepakatan bisnis dengan Danaher.
"Kabar ini tentunya mempercepat rencana kami untuk menghapus utang", ujar Culp yang pernah mengelola Danaher selama lebih dari satu dekade hingga 2014, seperti dikutip oleh Bloomberg, Kamis (27/2).
"Anda bisa melihat kondisi mulai berbalik arah ketika kita fokus pada strategi yang lebih ofensif," katanya.
Penjualan unit bisnis bio-farma, aksi korporasi terbesar Culp sejauh ini, menggaris bawahi upayanya untuk menarik GE keluar dari keterpurukan terparah selama perusahaan itu berdiri 127 tahun yang lalu.
Culp yang diangkat menjadi CEO pasca pemecatan John Flannery, secara tiba-tiba pada Oktober lalu, telah mengumumkan sejumlah strategi perombakan bisnis peralatan listrik yang menurun, meningkatkan penghematan, dan memperbaiki divestasi unit lokomotif GE untuk meningkatkan potensi pemasukan dana tunai.
"Culp secara definitif merealisasikan transformasi GE dari segi menjaga kecukupan likuiditas hingga restrukturisasi dan revitalisasi daya perusahaan," ujar Nicholas Heymann, seorang analis di William Blair & Co.
Lonjakan saham GE menunjukkan perubahan nasib perusahaan yang sangat tajam dari penurunan pada akhir 2018 karena kehancuran saham selama dua tahun telah menyebabkan kerugian hingga US$200 miliar dari para pemegang saham.
Pabrikan yang berbasis di Boston ini telah menderita karena tingkat utang yang terus menumpuk sementara cadangan dana tunai terus berkurang ditambah dengan pelemahan pasar turbin gas.
Langkah GE menjual bisnis untuk melunasi utang turut berdampak pada premi asuransi perusahaan ke level terendah dalam empat bulan.
Menurut Certified Management Accountant (CMA), swap default kredit bertenor lima tahun turun 32 basis poin menjadi 97,8.
Keuntungan tidak hanya dirasakan GE, saham Danaher juga tercatat naik 8,5% menjadi US$123,15 yang merupakan kenaikan terbesar dalam satu dekade.
"Jarang sekali kita melihat saham pengakuisisi dan penjual bereaksi begitu positif pada pengumuman kesepakatan akuisisi. Reaksi ini menunjukkan bahwa langkah GE merupakan kebijakan win-win," kata Deane Dray, seorang analis di RBC Capital Markets.
Unit bisnis bio-farma, produsen peralatan untuk memproduksi bioteknologi dan obat-obatan, mewakili sekitar US$3 miliar dari penjualan tahunan GE Healthcare.
Dari penjualan ini, GE akan menerima hasil tunai sekitar $ 21 miliar sementara juga mentransfer kewajiban pensiun tertentu kepada Danaher.
Sementara GE mungkin masih menurunkan operasi bisnsi kesehatan yang tersisa di beberapa titik, Culp mengatakan perusahaan sekarang akan mengalihkan perhatiannya untuk menyelesaikan proses penjualan unit bio-pharma.
Kesepakatan dengan Danaher akan mendorong bisnis kesehatan GE menghasilkan sekitar US$17 miliar dalam penjualan tahunan.
Danaher, perusahaan manufaktur dan teknologi sains yang berbasis di Washington, sebelumnya melepaskan bisnis industrinya, Fortive Corp., melalui aksi spin off pada 2016.
Mereka kemudian lebih fokus pada bisnis kesehatan dengan mengakuisisi Cepheid, sebuah perusahaan diagnostik dan pengujian medis molekuler, sekitar US$4 miliar pada 2016. Pada 2018, mereka membeli Integrated DNA Technologies, yang membuat produk untuk pengurutan dan penyuntingan gen sebesar US$2 miliar.