Bisnis.com, JAKARTA -- Sebagian besar saham Amerika Serikat berfluktuasi ke level lebih tinggi di pengujung perdagangan Rabu (20/2) waktu setempat menyusul risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Januari terkait prospek suku bunga acuan.
Selain afirmasi sikap dovish The Fed, berikut adalah beberapa hal yang dibicarakan di pasar global seperti dikutip Bloomberg, Kamis (21/2/2019):
1. Risalah FOMC The Fed
Pejabat The Fed menyetujui rencana untuk menghentikan penghapusan aset (runoff) dari neraca bank sentral tahun ini serta menyatakan ketidakpastian apakah mereka akan menaikkan suku bunga acuan pada 2019. Menurut risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 29-30 Januari, hampir semua peserta yang hadir berpendapat bahwa akan lebih baik jika rencana untuk menghentikan runoff neraca bank sentral tahun ini diumumkan secepatnya.
"Pemberitahuan seperti ini akan memberikan lebih banyak kepastian tentang proses penyelesaian normalisasi neraca The Fed," seperti tertulis pada risalah FOMC, mengacu pada penghapusan aset dari neraca US$4 triliun yang dimulai sejak akhir 2017.
2. Kenaikan Saham
Saham Asia diperkirakan akan meraup keuntungan setelah saham Amerika Serikat mengalami kenaikan tipis. Adapun, tresuri tercatat menurun menyusul isi risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang tidak memberikan banyak perubahan terhadap pandangan kebijakan bank sentral. Hasil pertemuan pejabat The Fed yang mempertahankan sikap dovish mereka terhadap kebijakan suku bunga acuan juga memberikan keuntungan bagi S&P 500 yang mencatatkan kenaikkan ketujuh dalam delapan sesi. Di kawasan lain, pound sedikit berubah ketika Perdana Menteri Theresa May kembali ke Brussels dalam upaya terakhir untuk menyelamatkan kesepakatan Brexit.
Sementara itu, emas diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak Mei tahun lalu sementara paladium melonjak ke rekor tertinggi akibat kekurangan suplai yang mulai berdampak pada permintaan.
3. Ponsel Lipat Samsung
Samsung Electronics Co. memulai debut jajaran smartphone terbarunya dengan beragam varian dengan model low-end dan premium, kamera 3-D, pemindai sidik jari di layar dan konektivitas 5G yang lebih cepat, sambil memanfaatkan persaingan dengan Apple Inc. di tengah perlambatan pasar. Pada acara peluncuran simultan di San Francisco dan London pada hari Rabu (20/2), raksasa teknologi Korea Selatan memperkenalkan empat ponsel baru - Galaxy S10, S10 +, S10e, dan S10 5G.
S10 dan S10 + adalah penerus langsung dari S9 dan S9 + yang dirilis tahun lalu, sedangkan S10e dan S10 5G adalah dua model baru dari Samsung, untuk menyaingi iPhone XR. Perusahaan ini juga meluncurkan smartphone seharga US$1.980 dengan layar yang dapat dilipat, ini perubahan dramatis dalam pasar massal untuk ponsel pintar.
4. Firma Hukum Ajukan Goldman sebagai Penggugat Utama
Lima firma hukum berlomba untuk mengendalikan proses litigasi terhadap Goldman Sachs Group Inc. atas skandal 1MDB. Mereka meminta kepada hakim untuk menunjuk klien mereka sebagai penggugat utama dalam gugatan yang menuduh bank investasi asal Amerika Serikat tersebut telah menyesatkan investor pada kasus dana anggaran Malaysia.
Para pengacara yang dipilih sebagai penasihat utama akan memetakan strategi, mengajukan mosi hukum, mengatur pembicaraan penyelesaian kasus dan membagi pekerjaan di antara perusahaan-perusahaan yang bekerja sama. Para pengacara ini mengatakan klien mereka menderita kerugian finansial yang besar dan memiliki posisi terbaik untuk secara adil mewakili kelompok investor yang terlibat oleh kasus ini. Keputusan untuk memilih firma hukum yang akan mengendalikan proses gugatan ada pada Hakim Distrik AS Vernon S. Broderick di Manhattan.
5. Kesenjangan Generasi Pasar Properti Australia
Generasi muda Australia menghindari pasar properti dan semakin resah dengan pelebaran kesenjangan kekayaan yang terbukti sangat penting dalam memicu perubahan pemerintahan pada bulan Mei. Partai Buruh dari oposisi telah mengagendakan kesenjangan yang berkembang antara baby boomer dan milenial sebagai kunci utama kampanye untuk memenangkan kursi di parlemen untuk pertama kalinya sejak 2013. Oposisi juga berjanji untuk membatasi keringanan pajak bagi investor properti guna membantu mendorong harga rumah di luar jangkauan banyak orang Australia. Pemimpin Partai Buruh Bill Shorten juga berjanji untuk membatalkan pengembalian pajak senilai 5 miliar dolar Australia per tahun untuk investor saham - kebijakan yang memicu penolakan dari marah para pensiunan yang lebih kaya.