Bisnis.com, JAKARTA - Seleksi masuk perguruan tinggi tahun ini, baik SNMPTN maupun SBMPTN, mengalami sejumlah perubahan. Perubahan tersebut bertujuan untuk memfasilitasi PTN memperoleh calon mahasiswa yang berkualitas.
"Pemerintah selalu berupaya untuk memfasilitasi perguruan tinggi memperoleh calon mahasiswa yang berkualitas. Kebijakan yang kami tetapkan adalah pengembangan model dan proses seleksi calon mahasiswa baru," ujar Kepala Seksi Pembelajaran dan Teknologi Kemenristek Dikti Fajar Priautama dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (19/2/2019).
Perubahan tersebut salah satunya mengenai penyelenggara seleksi. Untuk meningkatkan tata kelola manajemen seleksi perguruan tinggi tahun ini, kata Fajar, Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dilakukan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Sementara dari sisi jalur seleksi, adanya penurunan kuota daya tampung mahasiswa melalui jalur SNMPT dari 30% pada 2018 menjadi 20% saja tahun ini.
Penurunan persentase tersebut dilakukan untuk melihat efektivitas penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SBMPTN yang tahun ini sistem pelaksanaannya mengalami perubahan yang cukup signifikan. Selain mengubah sistem ujian menjadi berbasis komputer, sistem penilaian dan periode pelaksanaan pun juga berubah.
Jika dulu pelaksanaan ujian SBMPTN dilaksanakan satu kali saja, kini ujian dapat dilakukan sebanyak dua kali melalui ujian tulis berbasis komputer (UTBK) dengan waktu yang dapat ditentukan sendiri oleh peserta. Hal ini dapat dilakukan karena ujian berlangsung beberapa kali selama periode SBMPTN 2019 berlangsung, sejak Maret - Mei 2019. Selain itu siswa dapat mendaftarkan diri ke PTN setelah mendapatkan nilai dari SBMPTN.
Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Padjadjaran Arry Bainus menilai sistem seleksi tersebut merupakan hal positif bagi perguruan tinggi. Dengan sistem demikian, seleksi bisa dilakukan lebih tajam.
"Bagi kami itu lebih tajam dan positif karena betul-betul orang tepat yang masuk PTN," kata Arry.
Sementara itu, dari pihak sekolah, Kepala Sekolah SMAN 61 Jakarta Horale Tua Simanullang mengatakan, adanya sistem baru lewat UTBK cukup mengejutkan para siswa sekolah.
Namun, dia mengaku telah siap menerima perubahan sistem dan melakukan sosialisasi kepada para peserta seleksi penerimaan mahasiswa baru. "Ya mereka terkejut ada UTBK tadi. Supaya anak-anak tenang hadapi perubahan, kami lakukan sosialisasi," katanya.
Menanggapi perubahan yang terjadi, Quipper selaku perusahaan pendidikan teknologi juga mempersiapkan diri untuk membantu siswa.
“Kami melakukan persiapan yang sangat serius terkait konten. Khusus untuk SBMPTN, kami mempersiapkan Paket Intensif SBMPTN 2019 yang berisi paket prediksi soal, tryout, bank soal SBMPTN sebelumnya serta tips dan trik cara mengerjakan soal. Tim konten juga telah menyiapkan konten soal yang mengandung materi High Order Thinking Skills (HOTS) sesuai dengan arahan pemerintah," kata Head of Content Quipper Indonesia Pipit Indrawati.
Pipit juga menambahkan bahwa Quipper juga menyiapkan fitur Quipper Video Masterclass untuk membantu siswa untuk memperdalam pembelajarannya secara personal melalui tutor dan kakak pembimbing yang siap dapat berkomunikasi langsung via chat di aplikasi.