Bisnis.com, JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memaparkan efek elektoral dan respon publik pascadebat capres-cawapres putaran pertama.
Hasilnya, elektabilitas kedua pasangan calon naik, dan berhasil menurunkan angka swing voters walaupun tidak terlalu signifikan.
Paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf yang sebelumnya memiliki elektabilitas 54,2% pada Desember 2018, meningkat menjadi 54,8% pada Januari 2019.
Sedangkan Prabowo-Sandiaga dari yang sebelumnya 30,5% pada Desember 2018, menjadi 31,0% pada Januari 2019. Hasil ini membuat swing voters turun dari sebelumnya 15,2% menjadi 14,2% saja.
Kendati demikian, peneliti LSI Adjie Alfaraby menyampaikan tidak signifikannya efek elektoral debat capres disebabkan masyarakat yang menonton debat secara utuh hanya 14,9% populasi, dan 50,6% menonton sebagian.
"Memang tidak punya efek elektoral signifikan, karena mereka yang undecided [voters] tidak banyak yang menonton," jelas Adjie.
Baca Juga
Sebelumnya, Adjie menjelaskan 50% penonton debat menyatakan pasangan Jokowi-Ma'ruf lebih unggul. Indikatornya, yaitu kemampuan komunikasi, penguasaan materi, program kerja, penguasaan permasalahan sesuai tema, dan kepemimpinan.
Pasangan Prabowo-Sandiaga hanya unggul pada aspek kekompakan dan saling melengkapi dengan persepsi keunggulan 35,4% populasi penonton. Sedangkan 14,6% menyatakan tidak menjawab, belum memutuskan, atau rahasia.
Sementara itu, tidak signifikannya pengaruh debat capres putaran pertama, terlihat dari hanya berkisar 2,9% populasi penonton debat yang mengubah pilihannya setelah menonton, sedangkan sebanyak 82,1% tidak akan mengubah pilihannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel