Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah berita menjadi sorotan media nasional pada hari ini, Selasa (29/1/2019), di antaranya mengenai krisis di Venezuela serta kinerja perusahaan China.
Berikut rangkuman berita utama di sejumlah media nasional:
Krisis Venezuela Belum Temukan Titik Cerah. Krisis politik Venezuela belum menunjukkan titik akhir dalam waktu dekat, pasalnya Presiden Venezuela Nicolas Maduro justru makin gencar menunjukkan sikap agresif guna menolak desakan pemilihan umum ulang dari beberapa negara barat. (Bisnis Indonesia)
Kinerja Perusahaan China Picu Kekhawatiran Pasar. Bursa saham global mulai Asia hingga Eropa pada perdagangan Senin (28/1) melemah seiring dengan investor mencermati penurunan kinerja industri China. (Bisnis Indonesia)
Pebisnis Menilai Poin Irish Backstop Dihapus. Pelaku Bisnis di Inggris memohon agar para politisi berhenti berselisih karena Brexit dan segera mencapai kesepakatan terbaik tanpa merugikan ekonomi dengan potensi no-deal. (Bisnis Indonesia)
Panas Dingin AS-Rusia. Perang dingin antara blok barat, yang diwakili Amerika Serikat, dan blok timur, Rusia, sudah berakhir pada 1991. Meski demikian, 28 tahun kemudian hubungan keduanya masih saja mengalami pasang surut, baik dalam hubungan ekonomi maupun politik.
Pemerintah Yunani Akan Merilis Obligasi. Pemerintah Yunani sedang menyiapkan penerbitan obligasi baru berjangka lima tahun. Ini untuk pertama kalinya negara tersebut memanfaatkan pasar keuangan sejak keluar dari program bailout pada Agustus 2018. (Kontan)
Potong Pajak AS Melesu. Kebijakan pemotongan pajak dari Presiden Donald Trump sejauh ini belum mendatangkan hasil. Survei terbaru menunjukan paket kebijakan pemotongan pajak belum memberikan dampak signifikan terhadap tren investasi. (Kontan)
AS Cabut Sanksi Perusahaan Rusia. Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencabut sanksi terhadap raksasa aluminium asal Rusia, Rusal. Selain itu beberapa perusahaan Rusia lainnya yang terkait dengan Oleg Deripaska juga turut dibebaskan dari sanksi. (Kontan)
Laba Industri di China Menciut. Keuntungan yang didapat pelaku industri di China menyusut selama dua bulan berturut-turut hingga bulan Desember 2018. Hal ini merupakan imbas dari perlambatan kenaikan harga produk serta penurunan aktivitas produksi yang terjadi seiring perlambatan ekonomi untuk pertama kalinya dalam nyaris tiga dekade terakhir. (Kontan)